Solo, 01.05
suatu hari.. rabiah berlari ke tengah kerumunan.. di tangan kanannya obor yang menyala.. di tangan kirinya seember air ia bawa..orang orang bertanya
hai wanita suci.. apa yang hendak engkau lakukan dengan kedua barang yang kau bawa ?
rabiah menjawab : Dengan air ini akan ku padamkan neraka, dan dengan api ini akan ku bakar surga,agar tak lagi orang beribadah untuk berharap mendapatkan surga.. atau takut dengan panasnya neraka.. aku ingin mereka melakukannya karena cinta
matahari selalu bersinar dan memberi kehangatan.. tanpa pernah berpamrih mendapatkan terima kasih dari siapapun yang merasakan hangat dan sinarnya
rembulan selalu menawarkan keindahan tanpa berharap pujian dari siapapun yang mabuk akan pesonanya
pepohonan selalu memberikan kerimbunan bagi siapapun yang berteduh di bawahnya tanpa berharap balasan apapun dari yang telah di tolongnya
seandainya bisa kita belajar dari mereka..
mencintai,hanya karena mencintai,bukan karena harapan harapan lain, pamrih pamrih yang membuat nilai cinta itu menjadi “berharga”,bisa di hargai, tidak selayaknya sebuah cinta yang tulus “berharga “, karena tidak ada harga apapun yang bisa di jadikan alat tukar untuk membelinya, tak ada sesuatupun yang bisa menjadi hal yang mempersamakannya..
aku mencintaimu.. karena ingin mencintaimu,menumpahkan rasa sayang yang datang entah kapan dan darimana..memberi hanya karena ingin memberi.. bukan karena ingin membeli..aku lakukan semuanya karena rasa cinta.. keikhlasan.. ketulusan.. semoga aku bisa menjaganya..
butiran air mata dan kesenduan adalah teman dalam menjaga keteguhan, aku tidak ingin apapun sayangku,cukup rasanya keindahan yang kurasakan.. bahkan tatkala itu tak berbalas sekalipun,cukup buatku mengirimkan kata kata dan doaku.. yang kadang hanya terpikir.. dan tak mampu terucap..dengan cara seperti inilah aku menyayangimu,seandainya itu cukup, terimalah.namun jika ada cinta lain yang lebih baik, ambillah,ketulusanku akan tetap menjaga senyuman tersungging di bibirku, meski apapun putusan yang kau jatuhkan..
kahlil gibran mampu mencintai may ziadah selama bertahun tahun.. tanpa pernah kenal wajah.. tanpa pernah bertemu muka sampai akhir hayatnya.. aku masih memerlukan sentuhan fisik , karena aku manusia biasa.. namun gibran pun manusia biasa..dia bisa.. aku mungkin bisa,jika keadaan memaksa 🙂
sebenarnya cukup cinta Rabb buatku.. namun menjalani fitrah manusiawi.. bahwa manusia pun mencintai manusia lainnya.. engkaulah yang saat ini kucinta.. ku limpahi rasa .. sayang dan perhatian,karena hanya itu yang bisa ku limpahkan, aku tak punya yang lain, hanya hati,semangat hidup, dan mungkin kejujuran yang bisa aku tawarkan..
Solo, 16 Oktober 2003
========================================
Pengirim : arjun
========================================