Hujan, mengurai sunyi menjadi serpihan serpihan sore Beterbangan dan berkilat,
Mengiris seperti nyala merkuri sepanjang jalan ini

Ah, kau
Lupakan perjumpaan yang tadi
Secangkir kopi instan di gelas tinggi, menari
Membacakan sajak sajak mustofa bisri
Bocah bocah itu
Dan kilau mata yang telah melesatkan impian seorang pujangga
Pada tahun tahun dan bulan bulan dan jam…
Yang membatu disuatu tempat yang kau tak kenal
Hujan meluruhkannya hari ini

Dia menangis
Lalu aku mendengar, kesedihannya mengalir di sungai itu
Tapi mengapa?
Kita bertemu untuk memandang hujan dan membaca sajak
Ketika gelas kosong, tarian usai mengantar ke perjumpaan berikut
Sambil mengembara di sebuah sage tua
Kita adalah bait bait akhir yang bergema di suatu senja

========================================
Pengirim : Panularsih jr
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *