Dalam film film kartun kita sering melihat betapa lincah dan panjang akalnya kura kura.
Namun dalam sesungguhnya kura kura tidaklah demikian. Ia adalah hewan yang cenderung bermain aman dengan menarik lehernya dalam dalam, menyembunyikan kepala ke dalam “rumahnya� begitu ia merasa terancam.
Mungkin, saking dongkolnya, orang Jakarta pada tahun 80 an sering mengumpat orang orang
yang demikian dengan istilah “kuya �, yang artinya tentu saja kura kura.
Di dalam dunia bisnis, karakter orang orang seperti itu tentu saja tidak jarang
kita temui. Mereka cenderung bertindak sebagai safety players, enggan mengambil langkah langkah baru, menghindari resiko, dan cenderung bersembunyi di balik kamarnya, daripada keluar dan menjadi sorotan banyak orang.
“Winners play to win� sedangkan “Survivors play to not lose,� begitu kata ahli psikologi sport Dr. Jack H Llewellyn. Mentalitas kura kura yang demikian tentu
saja hampir tidak ada bedanya dengan bunglon yang merubah warna untuk selamat, atau cecak yang membiarkan ekornya putus asal tidak mati.
Play to not lose, artinya bekerja sekedar agar tidak kehilangan, sekedar hidup, bertahan, aman,
tidak berani menantang kehidupan baru, menantang status quo, mengambil jalan
yang mudah mudah saja.
Dalam situasi kini tentu saja akan banyak kita temui orang orang seperti ini. Ketika ribuan orang kehilangan kerja, orang orang yang
tertinggal tidak jarang berpikir mereka akan kena giliran berikutnya.
Mereka menjadi survivors yang cenderung mengambil sikap cari aman. Padahal
sesungguhnya mereka adalah winners yang harusnya mengambil sikap untuk terus
unggul dan berani untuk maju.
Mungkin karena sejak kecil kita lebih dilatih
untuk “survive.� Otak kita terprogram untuk “play to not lose� ketimbang menjadi pemenang.
Buruh mengumpulkan teman teman dengan berdemo agar tidak di PHK kan, bukan
memperbaiki produktivitas sehingga perusahaan sehat, untungnya bisa dibagi
rata.
Mahasiswa mental kura kura juga melakukan cara yang sama, mengorganisir teman teman melakukan tekanan agar tidak di drop out, bukan melalui peningkatan prestasi sehingga universitas tidak bisa mencari alasan untuk mengeluarkan
mereka.
Eksekutif kura kura sama saja.
Menjadi pemenang tentu saja punya game yang tidak sama dengan menjadi survivor.
Pertama, seorang harus melepas lebih dahulu selimut security nya, yaitu selimut
pelindung yang sudah harus ditanggalkan begitu seseorang menanjak dewasa.
Kedua, ia harus punya selera terhadap etika kehidupan, yaitu suatu sikap mental
bermain patuh pada aturan yang berlaku yang dirancang untuk kemajuan bersama.
Ketiga, menyadari bahwa jika Anda menang maka Anda berprestasi. Jika Anda
berhasil, Anda baru boleh masuk ke step berikutnya. Winning adalah “a lifelong
process� sama seperti belajar.
Keempat, seorang yang bermental juara harus bisa
cepat melakukan recovery terhadap setiap kekalahan atau kekesalan yang ia
terima.
Inilah yang membedakan manusia unggul atau juara juara yang kadang
menang kadang kalah.
Kelima, seorang bermental pemenang harus punya fondasi (mengerti apa yang dilakukan dan mengapa hal itu harus dilakukan) dan punya
dasar filosofi (bagaimana menjalani kehidupan).
Dan terakhir, punya kemampuan mendengarkan lebih.
Anda boleh saja tidak setuju dengan pandangan pandangan di atas, tetapi itulah kenyataan yang diperoleh oleh para pemenang dalam kehidupan
ini.
Mereka menang bukan karena fisik mereka lebih kuat, tetapi karena mereka punya belief yang kuat sebagai pemenang. Maka dari itu periksa dululah core belief saudara sebelum semua itu menghancurkan masa depan sendiri.
Kura kura bukanlah pemenang, ia cuma cari selamat saja.
Oleh: Rhenald Kasali
========================================
Pengirim : Conan
========================================