Pertama,
Ketika aku melihat rangkaian polahmu
Meratap,menagis sambil mengais sisa kebahagian diantara renungan malam
Aku pikir muara bening yang mengalir itu palsu
Dan aku tak perduli
Kedua,
Tanpa kurencana mataku kembali melihatmu
Sesi cerita tingkahmu kini beda
Mata berbinar,tawa renyah bak tak terbelit dosa
Dan aku tak habis pikir,
Apa perlunya ratapanmu kemarin?
Apa maksud dari tangis pilumu yang lalu?
Dan kemana pula muara itu mengalir?
Aku jengah oleh arus hidupmu
Aku tak ingin mencaci kebahagianmu
Aku juga tak ingin mengutuk senyummu
Namun….
Hatiku keruh dan pekat saat itu
Dan aku membencimu
Ketiga,
Kali ini aku berencana memandangmu
Kau belai lembut lima pasang mata sayu
dengan hangat senyummu
Kau rengkuh bahu rapuh dengan lengan kedamaian
Dan kau benamkan setiap tangis dan duka diantara binar mereka
Oh….
Aku baru tahu makna dari ratapan,tangis, binar mata dan tawa renyah itu
Dan aku mengutukku diriku karena aku membencimu
========================================
Pengirim : Ann
========================================