Senja itu ketika matahari turun kedalam jurang jurangmu
aku datang kembali
kedalam ribaanmu dalam sepimu dan dalam dinginmu.

Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku.

Aku cinta padamu Pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta.

Malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi
kau datang kembali
dan berbicara padaku tentang kehampaan semua.

Hidup adalah soal keberanian menghadapi yang tanda tanya
tanpa kita mengerti tanpa kita bisa menawar
terimalah dan hadapilah.

Dan diantara ransel ransel kosong dan api unggun yang membara
aku terima itu semua melampaui batas batas hutanmu melampaui batas batas jurangmu.

Aku cinta padamu Pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup.

19/7/1966

Soe Hok Gie

38 tahun yang lalu Soe Hok Gie, salah satu tokoh MAPALA (Mahasiswa pencinta alam) UI, menulis puisi itu.
Tak lama kemudian, ia dan seorang kawannya tewas ketika mendaki gunung Semeru.
38 tahun kemudian puisinya masih saja bicara dan punya makna buat para pencinta alam mendatang.

Apakah kita kini cuma bisa bicara tentang manfaat dan guna ataukah kita masih mampu dan bisa bicara tentang cinta dan keindahan?
Aku sudah lama sekali tak pernah ke Mandalawangi Pangrango.
Apakah dinginnya masih hening dan sungainya masih bernyanyi lagu sunyi?
Ataukah para insan yang serakah telah membabatnya jadi hotel mewah, perumahan orang kaya, lapangan golf dan industri yang nyumput disana sini?
Apakah kita masih saja berani menghadapi tanda tanya?
Berani menghadapi yang tak dimengerti?
Tanpa menawar, just do it?
Ataukah kita telah menggemuk dan bermalas.
Who cares?

Soe Hok Gie telah lama tiada, tapi puisinya diantara ransel kosong, api unggun yang membara serta hutan berjurang, masih saja bertanya:”Apakah kita masih punya cinta dan berani hidup?”

MT Buller. Australia 2003 04

Buat Richard, Ambrin, Abbas, Frans
semua konco lawas pencinta alam pendaki gunung yang pernah lewat Jayagiri.

========================================
Pengirim : Lasma Siregar
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *