burung bulbul menggerutui truktruk mengangkut rembulan sampai pelabuhan harapan milik banyakperut tengah mengunyah mimpi kemakmuran negeri bikinan corongcorong panggung pencuri sejak isi bumi dikuras dengan buas tanpapernah puas dalam tiaptiap bingkai masa surat pengangkatan kuasa atas hajathidup
kemilau fajar terbuat dari surya palsu dari menara rumah berlantaibanyak milik pengkhianat berbaju safari dengan taburan bungakata busabibir pada korankoran radioradio televisitelevisi di atas meja kayu lapuk bersama secangkir airmata dan semangkuk darah tulang pemberian para pahlawan bersatunama: rakyat.
apabila sudah saatnya langit menangis atau angin menjerit lirih (dan rembulanmatahari bersembunyi sebab malu sebagai saksi) di bukitbukit kerontang warisan keserakahan baju safari berjas berdasi bermental primitif, tak usah lagi kaupahatkan pada tebingtebing batin atau pada dindingkristal sanubari bak melukisi esbatu.
di sini, di tanah kita
tempat kita mengolah ruh, raga, rasa, rasio
bersama pencuri, perampok, pemeras, pendusta, dan belatung,
tiada matahari
tiada matahati
tiada rembulan
tiada renungan
tiada harapan
tiada hatinurani
tinggal truktruk rongsok bercat darahnanahairmata terperosok lubang berludahkhianat usai melaknati jalanjalan, pelabuhanpelabuhan, balaibalai, sampai mengisi pasir, debu dan mesiu dalam periukperiuk pecah dan piringpiring kalengkarat tergeletak merana di hadapan angin, awan, angkasa, alamsemesta.
bangka jogja, 2004
========================================
Pengirim : agts wahyono
========================================