Aku bertanya padanya : “Mengapakah kau memilih untuk jadi anggota kelompok yang bisa dikatakan kelompok terorisme?”

Inilah jawabnya : “Jika dirimu tak bisa sekolah, tak bisa punya kerja, tak bisa punya pendapatan dan tak bisa punya harapan, kau akan bertanya, apa sih hidup ini?
Apalagi kau lahir dan dibesarkan di tanah air yang kaya alamnya
Bagaimana kok hidup bisa jadi sampah begini?

Apakah hidup cuma jadi pemulung, pengamen, penyemir sepatu, pengemis dan gelandangan yang hidup dalam derita melulu?
Apakah hidup selalu menunggu melulu, kapan diusir dan kapan digusur?
Apakah harus terima nasib melulu sebagai orang orang liar yang tak punya hak sebagai warga negara republik ini?
Dimanakah impian dahulu yang katanya mau membangun masyarakat yang adil dan makmur?
Adil untuk siapa?
Siapa yang makmur?

Bagiku pilihan yang pahit adalah : Bunuh diri, bunuh orang yang menjajahmu atau melawan
Apapun yang terjadi, kalau kau diam saja, tak bakalan ada yang berubah.
Diam berarti mati tanpa kau sadari
Melawan, mungkin kau bisa tertembak mati
Tapi, paling tidak kau sudah berbuat sesuatu yang berarti.
Membuka jalan bagi generasi mendatang.
Pintu harapan sedikit tertendang walaupun tak terbuka lebar
Bisakah kau mengerti mengapa aku jadi kagum dengan Viet Cong, Che Guevara dan Bin Laden?

Seandainya 10% orang di dunia punya 75% kekayaan dunia dan yang sisanya hidup berebutan dari sisa sisa mereka, bagaimana kau bisa heran dan bertanya, mengapa orang jadi teroris?
Orang jadi teroris atau anggota kelompok terorisme bukanlah karena keinginan.
Tapi karena dipaksa oleh situasi dan kondisi diluar diri yang kita tak mampu berbuat apa apa mengatasinya.
Viet Cong, Che Guevara dan Bin Laden datang pergi dan silih berganti.
Bagaikan gugur satu tumbuh seribu
Mereka akan ada dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja
Selama rakyat terus menderita, sakit sakitan dan miskin, tanpa harapan dan sia sia, selama itulah perlawanan terus terjadi.
Kau bisa sebut nama apa saja atas kami
Teroris, bandit, preman, pengacau dan seribu nama lainnya
Aku tak perduli
Aku akan jadi teroris seribu terorisme lagi ”

Itulah yang dikatakannya padaku.
Aku jadi berpikir
Seandainya aku seperti mereka hidup di emper emper toko sebagai pengamen atau gelandangan seumur hidup, apakah yang akan kulakukan?
Pilihannya teramat sukar
Bunuh diri, bunuh orang atau joint Al Qaeda?
Atau jadi seperti George.W.Bush yang bilang : “Are you with us or again us?”
Aku bertanya dalam hati : “Apakah aku ini bisa jadi masalah atau solusi?
Aku tak tahu pasti.
Renungkanlah saat kau makan enak di sebuah cafe di sebuah alam tanah air kita yang indah ini
Semoga kau mau dan bisa mengerti

Simpangampek 2004.

Look at everything as though you were seeing it either for the first or last time.
Then your time on earth will be filled with glory.
Betty Smith (Author).

========================================
Pengirim : El Camino
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *