Berpikir ingin menikah? Jangan dulu sebelum Anda memikirkannya dengan matang.

Keputusan untuk menikah adalah keputusan kedua terpenting yang dibuat oleh seseorang dalam hidupnya. Keputusan terpenting yang pertama? Keputusan meminta pengampunan Tuhan, menerima anugerah keselamatan Nya, dan mendedikasikan hidup seseorang untuk melayani Dia.

Pernikahan adalah sesuatu yang indah, tetapi tidak mudah. Saat dua pribadi yang terpisah dan berbeda menjalani kehidupan bersama dibutuhkan banyak usaha perpaduan, pembetulan, dan keseimbangan. Perpaduan akan keinginan, aspirasi, dan ambisi. Pembetulan keinginan, rencana dan tujuan. Keseimbangan sesuatu yang penting, yang dibutuhkan dan yang esensi.

Jangan menikah sebelum Anda siap melakukan banyak perpaduan, pembetulan dan penyeimbangan.

Cinta versus nafsu gila sexual
Agar sebuah pernikahan menjadi berhasil, diperlukan kemampuan seseorang untuk membedakan antara nafsu gila sexual dan cinta sejati. Nafsu gila sexual akan memudar. Umumnya ia akan lenyap pada perselisihan antar pribadi untuk pertama kalinya.

Cinta sejati akan tetap di sana saat ada perselisihan, penyakit, dan saat saat sulit datang. Tidak ada sesuatupun yang bisa mengalahkan pernikahan yang dibangun di atas dasar komitmen untuk tetap teguh…pada saat saat sulit maupun saat saat baik. Memohon pimpinan dan hikmat Tuhan setiap hari merupakan prasyarat dalam hal ini.

Pernikahan seperti tanaman langka yang sangat indah. Ia kelihatan indah di toko bunga, tetapi akan mati jika Anda lalai memeliharnya. Sebaliknya ia akan tetap indah jika Anda mengairi dan memberinya pupuk, perhatian dan sinar mentari. Kemudian ia akan berkembang dan semerbak harumnya akan mengisi rumah tangga Anda.

Jangan menikah sebelum Anda siap untuk mendedikasikan diri untuk terus menerus memelihara calon pasangan Anda dalam kasih dan kelemah lembutan.

Pasangan yang tepat.
“Siapa mendapat istri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan Tuhan” (Amsal 18:22). Ini juga berlaku dalam mendapatkan suami yang tepat.

Pertanyaan yang timbul adalah, “Bagaimana seseorang mendapatkan pasangan yang tepat?”

Pertama, minta pertolongan Tuhan. Dia adalah pencipta sebuah hubungan pernikahan dan bisa memnolong seseorang mendapatkan pasangan yang tepat. Kedua, menerima nasehat dan pimpinan dari orang lain. Apakah Tuhan perduli dengan siapa Anda menikah? Ya, Dia memberi petunjuk di dalam firman Nya: “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang orang yang tak percaya…” (2 Korintus 6:14); “Berjalankah dua orang bersama sama, jika mereka belum berjanji?” (Amos 3:3).

Orang Kristen harus menikah dengan orang Kristen. Kemudian berkat Tuhan akan mengalir dari persekutuan itu dan akan menghasilkan kebahagiaan. Jangan menikah dengan orang yang belum diselamatkan dengan harapan bahwa ia akan berubah. Temukanlah pasangan dengan iman yang sama.

Membuat pernikahan berjalan baik.
Jangan menikah sebelum Anda siap melakukan segala kemungkinan agar pernikahan bisa berjalan baik. Dalam rencana Tuhan, tidak ada istilah tinggal bersama sebelum menikah, untuk melihat apakah dua orang cocok. Kecocokan bisa ditemukan dalam hubungan pacaran dan pertunangan yang cukup lama. Menghormati diri dan moral masing masing pasangan dapat meningkatkan hubungan yang sedang berjalan.

Terburu buru dalam mengambil keputusan untuk menikah sering menimbulkan kekecewaan dan ketidak puasan. Jangan menikah sebelum Anda mempunyai kesempatan untuk melihat dan bersama seseorang dalam berbagai kondisi dan keadaan.

Jika Anda menemukan hal hal yang tidak bermoral dan melukai dalam perjalanan hubungan Anda, Anda perlu menghadapi kemungkinan bahwa orang ini bukanlah pribadi yang Anda inginkan untuk bisa hidup bersamanya. Ia juga bukan oarng yang Anda inginkan untuk dia menjadi orangtua anak anak Anda.

Jangan menikah sebelum Anda benar benar jujur dengan kepala dan hati Anda. “Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan….” (Ibrani 13:4). Saya sangat menyarankannya. Setelah lebih dari 50 tahun saya akan memulainya lagi…dengan orang yang sama. Dia spesial. Dia lebih dari 50 tahun yang lalu dan lebih lagi sekarang ini.

Note:
Sumber: Pentacostal Evangel, June 9, 1996.

========================================
Pengirim : James E. Griggs
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *