artikel di kompas, hari jumat, tgl 29 okt 2004 …
aku kutip sebagian dan aku komentari sebagian juga :

artikel :
Saat ini terdapat 76 KRL eksekutif yang setiap hari melayani
penumpang. Jika ditambah 16 kereta impor seharga 132 juta yen itu,
jumlah KRL eksekutif menjadi 92 unit. Masih ada empat kereta lagi yang
saat ini berada di dipo sehingga total menjadi 96 kereta.

komentar :
76 KRL eksekutif ?? yg bener pak, setahuku, KRL ekspress yang ada ngga
lebih dari 10 biji atau bahkan kurang, itupun tidak ada yang tidak
layak jalan, entah yang lagi mogok kek, yang ban nya kempes kek, yang
lagi ada ganguan kek, dll.

trus angka 76, bahkan jadi 96 itu dari mana ?? dari jumlah trayek ??
pulang pergi dihitung juga ?? ngga sampe sebanyak itu juga kok ..
terlalu hiperbola klo menurut aku.

artikel yang lain :
Dengan demikian, penumpang tidak lagi harus berjejalan di jam jam
sibuk saat berangkat dan pulang kerja. “Penumpang bisa duduk santai
sambil membaca koran. Penumpang yang berdiri pun tidak terlalu banyak
sehingga bisa juga membaca koran. Satu kereta bisa diisi 80 orang.
Jadi, occupancy 100 persen bisa tercapai meski pada jam sibuk
occupancy bisa sampai 250 persen,” ujar Kepala PT KA Divisi Jabotabek
Rachmadi.

komentar :
yang bener pak rahmadi .. ngga berdesak2an ?? walaupun di kereta ekspres ??
coba deh pak rahmadi nanti sore / besok senen pagi nyobain krl
ekspress, terutama yang dari gambir yang ke bogor/bekasi, atau kalo
mau dari dukuh atas yang ke serpong/bogor juga boleh, dari bogor atau
bekasi yang menuju ke kota di pagi hari juga boleh kok pak. dijamin
komentar diatas ngga akan keluar deh .. 😀
jgn2 pak rahmadi nyobainnya cuman di saat hari minggu/libur. :p

dan occupansi 250 % ?? kayaknya lebih deh pak .. orang kereta ekspress
sekarang ini disaat jam sibuk (pagi saat berangkat dan sore saat
pulang) bisa jadi seperti kereta ekonomi. Pak Rahmadi ngga percaya ??
Silahkan coba deh ..
~sayang gwe gak ada kamera digital, coba klo ada, gwe jepretin dah
gimana kondisi kereta eko / ekspress disaat peak hour.

artikel yang lain :
Ini kan teknologi lama, jelas spare part sudah tidak diproduksi lagi.
Namun, PT KA dapat mengatasinya dengan cara substitusi,” ujarnya.

komentar :
substitusi ?? Kanibal maksudnya ?? jadi apabila sekarang ada 16 krl
bekas yang datang, kemudian ada 1 yang rusak, otomatis yg rusak secara
real adala 2 kereta, karena yg satunya di kanibalin .. weleh2 .. gali
lubang, tutup lubang klo gitu ..

artikel yang lain :
“Memang dilema bagi PT KA. Mau membeli kereta baru ke INKA jelas lebih
mahal, sementara mereka harus terus memperbaiki pelayanan,” ujar
Gunesti.

komentar :
sebenernya bukan dilema, tapi klo beli ke PT INKA, khan nantinya ngga
ada lagi alasan buat studi banding ke jepang, ngga ada lagi uang
jalan2 ke jepang, ngga bisa lihat bunga sakura, dan ngga ada uang SPJ
yg besar, karena khan tinggal dateng ke Madiun. oleh2nya pun paling
banter brem ato pecel.

artikel yang lain :
Memang, membicarakan tarik ulur pembelian KRL bekas ini bisa memakan
waktu lama atau berlembar lembar kertas jika ditulis. “Wah, banyak
tekanan dari sana sini. Ya mbok kami ini didukung, kan maksudnya untuk
perbaikan pelayanan. Bisa dilihat, meski bekas kereta ini sangat
nyaman,” kilah Rachmadi.

komentar :
kita akan lebih mendukung apabila bapak memilih untuk beli produk
sendiri, produk dalam negeri. Inget iklan maspion, “CINTAILAH PLODUK
PLODUK DALAM NEGERI ”

artikel yang lain :
Menurut rencana, jika semua KRL sudah dapat beroperasi dengan baik,
tiket akan dinaikkan per 1 Januari 2005. Saat ini kereta eksekutif ke
Bekasi dijual Rp 6.000, sementara ke Serpong sudah naik menjadi Rp
7.500 dan ke Bogor sudah Rp 8.000. “Kalau bisa, ke Bogor pada tahun
2005 menjadi Rp 10.000,” ungkap Kepala Humas Daops I dan Jabotabek
Akhmad Sujadi.

komentar :
woowwww .. kereeenn .. pelayanan aja ngga naik2, ehh .. tiket udah
naik lebih dari 3 kali dalam kurun waktu ngga sampe 1 tahun
referensi : harga tiket krl ekspress tahun 2003 masih Rp 6.000, dan
sekarang sudah Rp 8.000,
HEBAT

artikel yang lain :
Kondisi saat ini, jumlah penumpang per hari masih berkisar 450.000
hingga 500.000. Dari jumlah itu, penumpang eksekutif hanya 9,3 persen
saja. Sisanya kelas ekonomi dan bisnis.

komentar :
dan sisanya lagi, NGGA BAYAR karena lemahnya sistem tiketing KRL
serta pengawasan yang asal2an dari petugas/kondektur KAI. apalagi
maraknya salam tempel (bayar di atas gerbong).

artikel yang lain :
Tahun 2005 nanti, berarti sudah ada 96 kereta eksekutif serta 168
kereta ekonomi yang akan beroperasi. Itu berarti akan mengurangi
jejalan penumpang. Meskipun demikian, PT KA tetap akan menyimpan
delapan kereta untuk cadangan. Beberapa kereta eksekutif juga akan
berhenti di sejumlah stasiun yang padat penumpang.

komentar :
geleng2.. sekali lagi dari mana ya dapetnya angka2 jumlah kereta
diatas ?? jgn2 kereta2 yg pada mangkrak di manggarai dan udah pada
karatan itu ikutan di hitung ya ..
~masih geleng2 …

artikel yang lain :
Nah, tambah kereta artinya tambah pelayanan, tetapi penumpang kok
harus membayar lebih mahal. Bagaimana sih?

komentar :
karena harga2 sembako udah pada naik duluan, jadi para karyawan KAI
pada minta kenaikan gaji. klo enggak, gimana mo ngepul dapur para
karyawan/direksi KAI.
Cuman ya itu, PELAYANAN NYA YA GITU GITU AJA …
pantes untuk mendapatkan award ICSA 2004. yaitu Indonesian Customer Suck Award

ada yang mau nambahin komentarnya ???

artikel selengkapnya ada di
http://www.kompas.com/kompas cetak/0410/29/metro/1353696.htm

~penumpang krl yang mengetahui realita sebenarnya.

========================================
Pengirim : Conan
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *