Selama ini, masyarakat luas beranggapan bahwa penyakit jantung dan stroke (PJS) lebih banyak diderita kaum pria. Dari suatu penelitian berskala internasional, terungkap bahwa wanitalah yang ternyata lebih banyak menderita. Laporan dari WHO tahun 2003 mengungkapkan bahwa 8,6 juta wanita di dunia meninggal karena penyakit jantung dan stroke, sedangkan jumlah pria di dunia yang meninggal karena penyakit ini diperkirakan sebesar 7,9 juta orang. Sebaliknya dari laporan WHO tahun 1999 terungkap bahwa PJS menyebabkan kematian sebanyak 25% dari seluruh kematian di Indonesia.
Hal ini sangatlah menyedihkan kalau kita sadar akan peran wanita sebagai ibu yang melahirkan generasi penerus, serta jumlahnya yang lebih banyak dalam komposisi penduduk Indonesia.

Faktor Resiko Penyakit Jantung dan Stroke (PJS)

Kebiasaan orang Indonesia yang latah dengan kebudayaan barat memperbesar kemungkinan seseorang untuk menderita penyakit jantung. Kita lihat saja restoran franchise siap saji yang menjual ayam goreng dengan kadar garam tinggi dan diolah dengan minyak yang dipakai berulang kali. Restoran semacam ini banyak bertebaran di tepi jalan di hampir setiap daerah di Indonesia. Satu sumber menyebutkan bahwa dalam satu potong dada ayam siap saji terkandung 13,73 gram lemak serta 581 miligram kolesterol. Sedangkan pada satu potong paha ayam siap saji terkandung 10,16 gram lemak dan 306 miligram kolesterol. Bila dimakan, tubuh akan mengolah lemak sebanyak itu dan menyimpan hasilnya di jaringan tubuh. Nantinya deposit lemak ini akan dipakai sebagai cadangan energi bila dibutuhkan. Makin tinggi konsumsi makanan cepat saji, maka makin banyak pula deposit lemak seseorang. Sehingga deposit lemak di pembuluh darah meningkat dan akhirnya muncul PJS.
Kalau diimbangi dengan olahraga yang rutin, maka deposit lemak yang berlebihan ini akan habis sedikit demi sedikit hingga mencapai jumlah yang normal. Namun kemajuan ekonomi dan teknologi di kota besar menyulitkan usaha seseorang untuk mengontrol kesehatannya. Biasanya seorang penduduk kota besar, sehabis memakan siap saji, langsung balik ke rumah atau kantornya lalu duduk nonton tv atau mengerjakan pekerjaan kantor. Kesibukan pekerjaannya akhirnya membuat orang itu tidak berolahraga hingga hari hari berikutnya. Padahal olahraga yang rutin sangat penting untuk mengurangi resiko terkena PJS ini. Wanita di daerah juga bisa terkena PJS ini. Perannya sebagai ibu rumah tangga mengharuskan dirinya untuk melakukan kegiatan kegiatan yang berkutat di sekitar rumah tinggalnya. Akibatnya mungkin tidak ada waktu yang dialokasikan untuk melakukan kegiatan kegiatan di luar itu, seperti berolahraga secara rutin.
Selain memakan makanan tinggi kolesterol dan kurang berolahraga, faktor resiko PJS lainnya adalah kebiasaan merokok, stress, mengidap diabetes mellitus, obesitas, serta hipertensi. Menurut survey yang dilakukan oleh Yayasan Jantung Indonesia, masyarakat kita sebenarnya sudah tahu semua faktor resiko ini, tapi tidak ada usaha untuk mencegah atau menghindarinya.
Angka penderita PJS di suatu daerah ternyata dipengaruhi juga oleh pola konsumsi bahan makanan di suatu daerah. Suatu daerah dengan komposisi menu makan yang lebih banyak produk dagingnya daripada sayur atau ikan, seperti di Sumatera Barat, angka penderita PJS nya relatif tinggi. Sedangkan , menurut suatu sumber, di daerah yang tingkat konsumsi bahan makanan ikannya tinggi, seperti di Maluku atau Sulawesi Utara, angka penderita PJS nya relatif rendah.

Perlunya Perubahan Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup yang dimaksud adalah perubahan pola makan serta perubahan kebiasaan hidup yang negatif menuju ke arah kebiasaan hidup yang positif.
Menu makan yang seimbang dan beragam lebih baik daripada menu makan dengan komposisi tinggi pada salah satu bahan makan penyusunnya. Contohnya, daripada makan ayam goreng siap saji dengan kadar lemak tinggi, lebih baik makan gado gado atau pecel dengan lontong.
Kurangi asupan garam dalam makanan anda. Kadar garam maksimal yang dianjurkan dalam makanan anda sehari hari adalah sebanyak 6 gram. Asupan garam yang berlebihan dan rutin akan meningkatkan tekanan darah, dan hal ini merupakan faktor resiko bagi seseorang untuk terkena PJS.
Kurangi asupan lemak dari produk olahan daging, dan perbanyak asupan lemak dari ikan serta olahannya. Lebih bagus lagi kalau ikannya berupa ikan laut yang tidak diasinkan, serta diolah dengan proses selain dari digoreng.
Tingkatkan asupan sayuran dan buah buahan. Keduanya adalah sumber serat dan bahan kimia yang sangat berguna bagi tubuh anda. Suatu sumber menyebutkan bahwa serat dapat mengikat kelebihan kolesterol di dalam saluran pencernaan, dan membawanya hingga terbuang di dalam feses. Perbanyak pula jenis sayuran dan buah buahan yang anda konsumsi. Karena masing masing sayuran dan buah memiliki komposisi vitamin dan mineral yang berbeda.
Berbicara mengenai vitamin dan mineral, kedua hal ini penting untuk membantu penyerapan zat gizi, serta melancarkan metabolisme zat zat di dalam tubuh. Vitamin C dan E telah terbukti sebagai zat yang bersifat anti oksidan. Sehingga kedua vitamin ini penting untuk mencegah PJS. Tapi tentu saja, keberadaan vitamin lainnya dalam makanan juga merupakan hal yang esensial. Oleh karena itu, tingkatkan asupan vitamin anda dan jangan anda lupakan pentingnya fungsi vitamin vitamin lainnya.
Merokok merupakan sumber 1001 masalah kesehatan. Jadi, kalau anda msih ingin hidup sehat, hindarilah rokok. Walaupun perokok wanita jumlahnya masih sedikit daripada pria, tapi bukan tidak mungkin jumlahnya ini akan meningkat di masa depan. Radikal bebas yang terkandung didalam rokok, bisa merusak endotel pembuluh pembuluh darah yang ada didalam tubuh. Akibatnya seseorang lebih rentan untuk menderita PJS. Posisi wanita sebagai istri, khususnya istri seorang perokok di rumahnya, juga membuatnya rentan . Janganlah rela untuk menjadi perokok pasif. Karena justru perokok pasif menghirup bahan beracun 9 kali lebih banyak dibandingkan si perokoknya sendiri.
Sebagai kesimpulan, ada 4 usaha pencegahan yang harus dilakukan. Antara lain, hindari rokok, pola makan yang bergizi, seimbang dan beragam. Hal lainnya adalah olahraga yang rutin, serta ciptakan lingkungan yang dapat mendukung terlaksananya usaha usaha pencegahan lainnya seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Usaha Lainnya yang Bisa Kita Lakukan

Kesehatan adalah barang mahal di negara kita ini. Sementara untuk penyakit ringan seperti flu bisa anda obati dari kocek anda sendiri, namun kalau terkena PJS, bisa jadi rumah anda sendiri harus dijual untuk menutup biaya pengobatan PJS ini. Padahal PJS adalah penyakit yang bisa kita cegah.
Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya pencegahan PJS merupakan hal yang harus ada dalam benak setiap orang. Khususnya para wanita. Karena, seperti laporan WHO diatas, jumlah wanita yang meninggal akibat PJS ini justru lebih banyak daripada pria. Kesadaran yang lebih penting juga perlu dimiliki para petugas kesehatan, baik bidan, dokter atau perawat. Dokter perlu menyadari bahwa gejala PJS pada wanita bisa berbeda daripada pria. Suatu laporan menyebutkan bahwa gejala serangan jantung pada wanita menyerupai flu. Untuk itu, keterampilan dokter dalam mendiagnosa PJS pada wanita perlu terus menerus diasah. Dokter juga seharusnya memberikan terapi PJS yang sama kepada seluruh pasiennya, baik pria ataupun wanita. Baik dokter, perawat maupun bidan, juga bisa melakukan penyuluhan kepada pasiennya akan pentingnya gaya hidup yang sehat.
Sebuah program berbasis komunitas luas juga sebaiknya dilaksanakan melibatkan segala unsur masyarakat. Ada 5 elemen penting yang berperan dalam kesuksesan program ini. Pertama adalah adanya suatu program yang direncanakan dengan seksama, mampu laksana, dan berdasarkan data data yang sahih. Kedua, adanya kolaborasi lintas sektor antar berbagai elemen di masyarakat dengan berasaskan kemitraan serta melibatkan masyarakat umum. Ketiga, adanya intervensi yang bersifat fleksibel dengan monitoring rutin serta melibatkan kerjasama pihak internasional. Keempat adalah hubungan saling terkait antara kegiatan yang dilakukan di tingkat primer dengan kegiatan yang dilakukan di tingkat nasional. Elemen terakhir adalah rumusan kebijakan yang bersifat publik dan, yang paling penting, adanya keterlibatan media informasi massa serta para pelaku bisnis.

========================================
Pengirim : Arfan
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *