Dua orang cewek sekolahan sekaligus basket girl yang selalu girang, banyak canda, kadang pembuat ribut di kelas, juga mereka berdua penuh humoris. Karena humoris mereka, mereka mempunyai banyak teman yang selalu memberi semangat pada mereka. Nama mereka Ina dan Inda. Nama depan mereka sama sama di dahului oleh huruf I. Mereka selalu bersama sama jika sedang bermain, bercanda canda, pergi jalan jalan, pokonya semuanya selalu bersama sama.
Semua manusia di muka bumi ini tak ada yang sempurna. Pasti ada kekurangan dan ada kelebihan. Pada diri Ina dan Inda juga terdapat kekurangan mereka masing masing. Kekurangan yang ada pada Ina dan Inda juga hampir bersamaan. Mereka sama sama mempunyai penyakit yang mengganaskan. Ina memiliki penyakit jantung, sedangkan Inda memiliki penyakit lever. Tetapi, walau dengan kekurangan yang terdapat pada diri mereka itu, mereka tidak pernah saling memasalahkannya. Mereka sadar bahwa manusia ciptaan Allah itu tidak ada yang sempurna, kecuali Dia.
Di saat mereka pulang sekolah bersama, Ina dan Inda janjian untuk makan di mall barengan. Dan Inda nanti akan menjemput Ina. Setelah Ina sampai di rumah duluan, Ina langsung pergi ke kamarnya dan ingin bergegas mengganti bajunya. Sebelum itu dia ingin mendinginkan badannya dengan air di bak kamar mandinya. Setelah ia selesai mandi, ia tiba tiba tidak langsung mengganti bajunya, melainkan ia pergi ke depan cermin dan memandangi photonya yang barengan dengan Inda. Ina tersenyum lembut melihat photo itu. Ia betapa mensyukuri bahwa ia bertemu dengan seorang sahabat seperti Inda. Ina dan Inda sama sama mengetahui apa yang mereka rasakan. Ia tidak bosan memandang photo itu sembari ia mengucapkan �Inda, aku menyayangi kamu teman, aku takut akan kehilangan dirimu untuk selamanya�. Setelah ia mengucapkan itu, tiba tiba air mata membasahi photo itu dan air mata Ina mengenai tepat di wajah Inda di photo itu. Beberapa menit kemudian, suara gemuruh mobil dari arah barat datang menghampiri halaman depan rumah Ina. �Astaga ? Aku belum selesai � ya ampun aku lupaaaa ��, ucap Ina kaget mendengar suara mobil Inda. Ina pun langsung bergegas berpakaian. Di luar halaman, Inda pun keluar dari mobilnya dan langsung mengetuk pintu rumah Ina. �Assalamu�alaikum � Inaaa � halloooo � ada orang gaaa ??� ujar Inda dari luar. Bibinya Ina pun langsung membukakan pintu untuk Inda. �Eh non Inda rupanya, masuk non Mau ketemu dengan non Ina yaa?� kata bibi itu. �Hmmm � ga usah deh bi, soalnya juga Inda bukan mau ketemuan sih cuma mau jemput Ina aja kok hehehe�, nyengirnya. Tiba tiba �
�Woyyy � aduhhh � sorry, sorry deh hehehehe � lama yah � maap deh soalnya tadi hmmm ga ada sih gpp � yuk kita berangkat Nda � oh ya bi, nanti tolong bilangin ke mama n papa ya kalo Ina pergi ke mall ama Inda, ga lama kok, paling ntar malem kira kira jam 8 Ina udah pulang, bilangin ya bi, bibi baik deh, muahhh hehehe. Daag bibi, Ina pergi yaa�, kata Ina ke bibinya sambil manja.
�Waduh si non ini sampai segitunya. Heran jadinya. Hehhh namanya juga anak gaul ya seperti itulah.�Kata si bibi dengan melihat kepergian non nya yang di sayanginya.
Ina dan Inda pun pergi ke mall sambil menikmati perjalanan mereka dengan alunan musik musik kesukaan mereka. Mereka girang sekali sambil bernyanyi nyanyi bersama di dalam mobil yang di kendarai Inda. �Ehhh Na, ngomong ngomong nih, tadi emangnya lagi ngapain sih kok bisa lama ganti bajunya. Kata loe kalau udah gw jemput loe pasti udah selesai. Nah nyatanya tadi malah telat loe. Napa sih emangnya?� tanya sahabatnya.
�Oh engga kok. Tadi ya gw mandi trus yaa trus gw ganti baju. Cuma tadi karena gw kecapean jadinya pengen ngerendem diri lama lama di bathshower hehehe makanya gw agak rada lama. Maap deh� jawab Ina.
�Ah ga mungkin deh. Tumben loe mau ngerendem diri lama lama. Biasanya loe kaya kambing ga bisa kena air aja hahaha. Gini deh Na, bilang aja deh emangnya napa sih loe? Punya masalah apa? Kalau punya masalah ya gw sedia kok bantuin loe � ujar kembali Inda.
�Yee di bilangin juga ga ada apa apa loe malah ngeyel. Udah parkir tuh mobil loe di dekat sono. Biar nanti kita baliknya ga kejauhan. Mendingan ga usah masukin ke tempat parkiran di atas mall deh. Mendingan di sini aja biar rada deket.� Jawab kembali Ina.
�Heehh loe selalu gitu. Iya iya gw parkirin di sini aja�
Tanpa terasa di dalam perjalanan mereka saling berbincang bincang, mereka pun sampai di mall. Mereka masuk ke mall dengan muka mereka yang manis manis dan dengan hati yang kegirangan. Mereka pun langsung pergi ke caf� tampat kumpul kumpul mereka biasanya. Ina langsung memesan makanan kesukaannya, sedangkan Inda juga memesan makanan kesukaannya Ina. Melihat pesanannya Inda, Ina menjadi kaget Karena tidak biasanya Inda memesan makanan kesukaannya Ina. Dia langsung bertanya �Kok tumben Nda pesen makanannya makanan kesukaan gw? Biasanya loe khan sukanya ice cream.� Kemudian Inda hanya senyum dan langsung menjawab �Gw khan juga pengen nikmati makanan kesukaan sahabat gw. Ingat ga waktu itu, loe juga pernah khan pesen ice cream waktu kita lagi kumpul kumpul di caf�. Padahal loe lagi batuk batuk tapi loe tetap ngotot mau makan ice cream dengan alasan loe pengen ngerasain makanan kesukaan gw. Sekarang giliran gw yang ngerasain makanan kesukaan loe walaupun gw pernah bilang sama loe bahwa gw rada ga suka dengan salad karena banyak sayurnya.� Ina terdiam dan berkata �dasar loe Nda. Gw entah kenapa rela kehilangan pacar gw, tapi kalau untuk kehilangan loe, engga deh Gw ga tega Nda. Memang benar kata orang orang bahwa sahabat susah di cari. Tetapi pacar, dimana mana juga ada kok � Dengar kata kata Ina, Inda tiba tiba sedih dan hanya tersenyum lembut kepada Ina. Kemudian Inda mengatakan bahwa ia menyayangi Ina dengan hati yang tulus.
Makanan pesanan Ina dan Inda pun tiba. Mereka saling menikmati makanannya. Tidak biasanya Inda memakan salad tetapi hari ini dia memakan salad dengan lahap seperti lahapnya Ina. Mereka saling bercanda canda dan bercerita cerita. Setelah usai mereka makan dan membayar biaya makanan mereka ke kasir, mereka langsung menuju Timezone untuk bermain main sebentar di sana. Seperti hobby mereka biasanya, di Timezone mereka bermain basketball sampai mereka merasa lelah. Ketika lelah, Inda langsung menyuruh Ina agar mereka pulang. Jam menunjukkan ke angka 8 malam. Sesampai Inda mengantarkan Ina pulang, Ina menawarkan Inda agar masuk ke dalam rumahnya dulu. Tetapi Inda menolaknya karena dia juga harus pulang jam 8 malam. Ina pun mengerti akan Inda, dan ia pun menyuruh Inda lekas untuk pulang ke rumah.
Ina langsung masuk ke rumah dengan salam dan dia melihat ke ruang keluarga. Di sana ayah, ibu dan adiknya sedang berkumpul sambil menonton film. Dia pun pergi ke ruang keluarga dengan maksud untuk mencium pipi ibunya, ayahnya dan adiknya sebelum ia masuk ke kamar. Itu pertanda Ina ingin tidur. Sedangkan ayahnya heran melihat Ina jam segini sudah lelah dan sudah ingin tidur. Ibu dan adiknya juga heran melihat Ina. Ibunya bertanya kepada Ina ketika ia ingin menaikin tangga ke kamarnya �Nak, kamu lelah sekali ya bermain dengan Inda dari tadi sore? Lekaslah kamu tidur yah, jangan terlalu lelah nanti kamu bisa sakit. Atau mau ibu temani kamu tidur jam segini? Karena kamu biasanya jam segini belum bisa tidur. Tapi sebaiknya tidurlah sekarang.� Ina langsung menjawab dengan manja seperti anak kecil �Iya ma, Ina mau di temani mama tidurnya. Karena Ina benar benar lelah, takutnya malah ga bisa tidur lagi.� Ibunya langsung bergegas dari tempat duduknya dan langsung membawa puteri sulungnya ke kamar tidurnya. Setelah Ina masuk, ia langsung meneparkan badannya ke tempat tidur springbed tanpa mengganti pakaian piyama terlebih dahulu. Ibunya maklumi hal itu karena Ina sangat lelah hari ini. Dan ibunya pun langsung menemani puterinya tidur di sebelahnya. Sambil memandang wajah manisnya itu, ibunya tiba tiba melihat tangan anandanya melingkari pinggul sang ibu seperti masanya dulu ketika ia masih berumur 7/8 tahun. Si ibu langsung membalas rangkulan anaknya dan memberikan sebuah kecupan kasih sayang di kening puterinya. Ibunya sangat menyayangi Ina dan sangat mengerti dirinya. Ina pun sangat menyayangi ibunya. Ina pun lelap tidurnya di pelukan ibunya. Di saat itu, tiba tiba ada telepon berdering. Ibu Ina langsung mengangkat telepon itu dengan melepaskan rangkulannya dari tubuh Ina.
Ibunya sangat kaget mendengar kabar dari telepon itu. Ibunya terbelongo mendengarnya. Ina pun terbangun dan menanyakan apa yang terjadi dan siapa yang menelepon itu. Setelah telepon di tutup, ibunya menjelaskan kepada Ina bahwa � bahwa � bahwa teman yang bermain dengannya tadi mengalami kecelakaan dengan truk dan dia mengalami pendarahan hebat. Itu adalah Inda. Mendengar berita itu, Ina langsung menangis dan langsung turun untuk bergegas pergi ke rumah sakit. Dia pergi dengan kedua orangtuanya dan adiknya ke rumah sakit. Di dalam mobil, Ina hanya menangis di rangkulan adiknya, Mirna, dan adiknya pun berusaha untuk menenangkan kakaknya yang lagi tidak tenang.
Sesampai di rumah sakit, dia langsung berlari kesana kemari mencari orang tua Inda. Dan ketemu dengan mereka, Ina langsung menanyakan dimana Inda. Ibu Inda menjawab kalau Inda lagi di kamar UGD dan keadaannya sangat mengkhawatirkan. Ibu Inda serta ayahnya hanya bisa berdoa dengan keadaan Inda yang sekarang ini. Ina serta keluarganya pun ikut memanjatkan dan selalu berdzikir untuk Inda. Dokter pun akhirnya keluar dari kamar UGD dan memberitakan bahwa Inda kekurangan banyak darah dan ia membutuhkan darah yang sama golongannya dengan darahnya. Kebetulan darah Inda O dan darah dari ibu serta ayahnya bukan O. Dan kebetulan pula darah Ina sama dengan Inda. Ia memberanikan diri untuk mendonorkan darahnya untuk sahabatnya. Tetapi sebelum itu, ia ingin melihat terlebih dahulu keadaan Inda di dalam sana. Dokter pun membolehkannya. Keluarganya dan keluarga Ina pun ikut masuk ke UGD room tersebut.
Keadaan Inda benar benar sangat kasihan. Ina selalu memanggil manggil Inda dengan lembut. Dia tak lelah memanggil Inda yang sedang terletak di atas tempat tidur yang di pasangkan banyak selang infus. Air mata Ina pun meneteskan ke wajah Inda tepat seperti letak air matanya yang ia teteskan di photo mereka bedua itu. Tiba tiba reaksi pun tampak. Inda membukakan matanya sambil menatap ke arah Ina yang meneteskan air matanya. Ia pun sembari mengatakan �Hello, kok loe tau gw di sini? Kok loe sedih gitu sih? Jangan nangis ya Na. Gw sayang loe � Ina tak sanggup melihat Inda yang begitu lemah dan ia pun tidak sanggup menjawa pertanyaan pertanyaan Inda. Dia hanya berkata bahwa dia juga sangat menyayangi Inda. Tiba tiba Inda berkata lagi, �Bunda, ayah, Ira kok ikut sedih juga? Nda ga suka liat kalian pada nangis seperti ini. Hadapi aja ini dengan tabah dan tegar ya. Terutama untuk loe Na. Loe ga usah sedih gitu. Gw janji ga akan ninggalin loe sendirian. Kalau pun gw harus pergi hari ini di depan loe, gw janji ketika gw di sana, gw selalu jagain loe serta semua orang yang gw sayangi. Untung aja tadi gw udah ngerasain gimana rasanya salad kesukaan loe. Loe dulu pernah makan makanan kesukaan gw, untung tadi gw udah memakan makanan kesukaan sahabat gw�, ujarnya dengan senyum. Isak tangisan Ina serta keluarga Inda sangat deras. Ina tidak tahan dengan perkataan Inda itu. Terasa teriris sekali perasaannya. Ina tak berkutik apa apa. Dia hanya bisa menangis dan menangis. Kemudian, Ina di suruh oleh seorang suster untuk ikut ke ruang tranfusi darah agar darah Ina dapat di donorkan ke Inda. Ina pun bangkit meninggalkan Inda dan tiba tiba Inda berkata, � Terlambattt Buat apa lagi semua itu. Nda udah gpp lagi sekarang. Sudahlah, tidak perlu lagi darah sumbangan itu.� Tetapi Ina berkata kepada suster itu untuk tidak memperdulikan omongan Inda dan mereka pun langsung menuju kamar tranfusi darah.
Di kamar UGD, Inda nyelutuk lagi,�Bunda, mendekatlah dekat Nda. Tante juga, mendekatlah kesini�.
Ibu Inda dan ibunya Ina pun mendekati Inda sambil menangis. Kemudian ia berkata � Bunda, jika hari ini hari terakhir Inda melihat senyuman bunda, maukah bunda mengabulkan suatu permohonan Inda?� Bundanya mengangguk pertanda mau melakukannya. �Tante juga mau khan mengabulkan permohonan Inda?� Ibunya Ina pun sama halnya dengan ibu Inda. �Permohonan Inda kepada bunda dan ayah, tolong jaga Ira sampai dia ga bandel lagi. Juga permohonan kedua Inda sama bunda, bila Inda sudah pergi hari ini, bunda bisa menganggap Ina itu Inda. Bunda pernah bilang kalau Ina itu banyak kemiripan dengan Inda. Dari bandelnya, humorisnya, serta sifatnya. Bunda juga pasti bisa menganggap Ina itu anak sendiri. Hmmm tante, permohonan Inda sama tante juga om dan Mirna, tolong jagalah Ina seperti Inda selalu menjaganya dimana pun dia berada. Dan tante mengijinkan bukan kalau bundanya Inda menganggap Ina itu seperti anaknya sendiri? Inda harap tante setulus yang Inda kira.� Permohonan Inda kepada orang orang di sekelilingnya. Setelah beberapa menit kemudian, tiba tiba �� Inda terserang kejang kejang secara spontan. Dan jalan pernapasannya pun terganggu. Ira dan Mirna yaitu adik dari Inda dan Ina langsung memanggil dokter dan mereka juga mau memanggil Ina yang sedang di ambil darahnya.
Setelah mereka temukan dokter, mereka langsung mencari Ina dengan bergegas. Dan akhirnya Ina pun di temukan dan mereka langsung memberi taukan hal yang menimpa Inda. Dia langsung berlari ke kamar UGD dan langsung menemui Inda. Setelah sampai di kamar UGD, Ina melihat Inda begitu berusaha kuat untuk tetap bertahan. Ina menggenggam tangan Inda kuat kuat. Ina pun sempat mengujarkan � Gw tetap bersama loe Inda � Gw pasti sama loe�. Tetapi � apalah hasilnya � hasil itu tidak ada gunanya. Inda menghembuskan nafas terakhirnya dengan menyebut nama Allah dan memanggil INA. Ina sangat sedih dan sangat tertekan sehingga dia pun menjerit tidak karuan dan selalu menangis. Ina tidak bisa menerima kepergian sahabatnya itu. Keluarga Inda pun sangat sedih. Akhirnya Ina sekarang tinggal sendiri tanpa di temani oleh Inda lagi. Ina menutup kain kafan putih ke tubuh Inda dengan di genangi air mata yang bercucuran. Dia sangat tertekan sekali � karena tertekan itu � tiba tiba � penyakit Ina kambuhhh � ia terserang jantungan dan langsung tertidur di tubuh Inda yang sudah di tutupi kain putih suci. Keluarganya sangat kaget dan sangat sedih. Ina pun pingsan di tubuh Inda dengan jatuhnya air mata Ina ke kain tersebut. Dokter langsung membantu Ina semaksimal mungkin. Tetapiiii � kenyataan bertindak lain Ina ikut bersama Inda ke alam baqa. Mereka berdua telah meninggalkan orang tuanya. Tak ada lagi yang di anggap sebagai anak di antara mereka berdua. Karena mereka telah bersatu dan pasti akan bersatu di alam yang suci di sana. Mereka telah bersatu kembali. Ina dan Inda kembali bersatu. Mereka tidak merasa kehilangan satu sama lain lagi. Ina tidak kehilangan Inda, Inda pun tak kehilangan Ina. Mereka telah di persatukan oleh Allah di alam sana. Mereka telah bahagia di sisi Allah. Mereka telah berada di alam yang sama kembali. Dua orang sahabat itu sekarang telah bahagia bersama dan telah meninggalkan kedua orang tua mereka. Mereka bahagia dengan bersatunya mereka kembali di dunia yang sama rupa.
Ina dan Inda � Dua orang cewe sekolah yang riang, yang mempunyai hobby sama, yang humoris, dan yang selalu membuat suasana bising di dalam kelas mereka karena candaan candaan mereka, sekarang telah tiada lagi keceriaan mereka, candaan mereka, humoris mereka, trhee point mereka, serta kebisingan mereka dan kekompakan mereka. Mereka telah membawa hal hal itu ke alam mereka sendiri. Berbahagialah kalian
Dua orang cewek sekolahan sekaligus basket girl yang selalu girang, banyak canda, kadang pembuat ribut di kelas, juga mereka berdua penuh humoris. Karena humoris mereka, mereka mempunyai banyak teman yang selalu memberi semangat pada mereka. Nama mereka Ina dan Inda. Nama depan mereka sama sama di dahului oleh huruf I. Mereka selalu bersama sama jika sedang bermain, bercanda canda, pergi jalan jalan, pokonya semuanya selalu bersama sama.
Semua manusia di muka bumi ini tak ada yang sempurna. Pasti ada kekurangan dan ada kelebihan. Pada diri Ina dan Inda juga terdapat kekurangan mereka masing masing. Kekurangan yang ada pada Ina dan Inda juga hampir bersamaan. Mereka sama sama mempunyai penyakit yang mengganaskan. Ina memiliki penyakit jantung, sedangkan Inda memiliki penyakit lever. Tetapi, walau dengan kekurangan yang terdapat pada diri mereka itu, mereka tidak pernah saling memasalahkannya. Mereka sadar bahwa manusia ciptaan Allah itu tidak ada yang sempurna, kecuali Dia.
Di saat mereka pulang sekolah bersama, Ina dan Inda janjian untuk makan di mall barengan. Dan Inda nanti akan menjemput Ina. Setelah Ina sampai di rumah duluan, Ina langsung pergi ke kamarnya dan ingin bergegas mengganti bajunya. Sebelum itu dia ingin mendinginkan badannya dengan air di bak kamar mandinya. Setelah ia selesai mandi, ia tiba tiba tidak langsung mengganti bajunya, melainkan ia pergi ke depan cermin dan memandangi photonya yang barengan dengan Inda. Ina tersenyum lembut melihat photo itu. Ia betapa mensyukuri bahwa ia bertemu dengan seorang sahabat seperti Inda. Ina dan Inda sama sama mengetahui apa yang mereka rasakan. Ia tidak bosan memandang photo itu sembari ia mengucapkan �Inda, aku menyayangi kamu teman, aku takut akan kehilangan dirimu untuk selamanya�. Setelah ia mengucapkan itu, tiba tiba air mata membasahi photo itu dan air mata Ina mengenai tepat di wajah Inda di photo itu. Beberapa menit kemudian, suara gemuruh mobil dari arah barat datang menghampiri halaman depan rumah Ina. �Astaga ? Aku belum selesai � ya ampun aku lupaaaa ��, ucap Ina kaget mendengar suara mobil Inda. Ina pun langsung bergegas berpakaian. Di luar halaman, Inda pun keluar dari mobilnya dan langsung mengetuk pintu rumah Ina. �Assalamu�alaikum � Inaaa � halloooo � ada orang gaaa ??� ujar Inda dari luar. Bibinya Ina pun langsung membukakan pintu untuk Inda. �Eh non Inda rupanya, masuk non Mau ketemu dengan non Ina yaa?� kata bibi itu. �Hmmm � ga usah deh bi, soalnya juga Inda bukan mau ketemuan sih cuma mau jemput Ina aja kok hehehe�, nyengirnya. Tiba tiba �
�Woyyy � aduhhh � sorry, sorry deh hehehehe � lama yah � maap deh soalnya tadi hmmm ga ada sih gpp � yuk kita berangkat Nda � oh ya bi, nanti tolong bilangin ke mama n papa ya kalo Ina pergi ke mall ama Inda, ga lama kok, paling ntar malem kira kira jam 8 Ina udah pulang, bilangin ya bi, bibi baik deh, muahhh hehehe. Daag bibi, Ina pergi yaa�, kata Ina ke bibinya sambil manja.
�Waduh si non ini sampai segitunya. Heran jadinya. Hehhh namanya juga anak gaul ya seperti itulah.�Kata si bibi dengan melihat kepergian non nya yang di sayanginya.
Ina dan Inda pun pergi ke mall sambil menikmati perjalanan mereka dengan alunan musik musik kesukaan mereka. Mereka girang sekali sambil bernyanyi nyanyi bersama di dalam mobil yang di kendarai Inda. �Ehhh Na, ngomong ngomong nih, tadi emangnya lagi ngapain sih kok bisa lama ganti bajunya. Kata loe kalau udah gw jemput loe pasti udah selesai. Nah nyatanya tadi malah telat loe. Napa sih emangnya?� tanya sahabatnya.
�Oh engga kok. Tadi ya gw mandi trus yaa trus gw ganti baju. Cuma tadi karena gw kecapean jadinya pengen ngerendem diri lama lama di bathshower hehehe makanya gw agak rada lama. Maap deh� jawab Ina.
�Ah ga mungkin deh. Tumben loe mau ngerendem diri lama lama. Biasanya loe kaya kambing ga bisa kena air aja hahaha. Gini deh Na, bilang aja deh emangnya napa sih loe? Punya masalah apa? Kalau punya masalah ya gw sedia kok bantuin loe � ujar kembali Inda.
�Yee di bilangin juga ga ada apa apa loe malah ngeyel. Udah parkir tuh mobil loe di dekat sono. Biar nanti kita baliknya ga kejauhan. Mendingan ga usah masukin ke tempat parkiran di atas mall deh. Mendingan di sini aja biar rada deket.� Jawab kembali Ina.
�Heehh loe selalu gitu. Iya iya gw parkirin di sini aja�
Tanpa terasa di dalam perjalanan mereka saling berbincang bincang, mereka pun sampai di mall. Mereka masuk ke mall dengan muka mereka yang manis manis dan dengan hati yang kegirangan. Mereka pun langsung pergi ke caf� tampat kumpul kumpul mereka biasanya. Ina langsung memesan makanan kesukaannya, sedangkan Inda juga memesan makanan kesukaannya Ina. Melihat pesanannya Inda, Ina menjadi kaget Karena tidak biasanya Inda memesan makanan kesukaannya Ina. Dia langsung bertanya �Kok tumben Nda pesen makanannya makanan kesukaan gw? Biasanya loe khan sukanya ice cream.� Kemudian Inda hanya senyum dan langsung menjawab �Gw khan juga pengen nikmati makanan kesukaan sahabat gw. Ingat ga waktu itu, loe juga pernah khan pesen ice cream waktu kita lagi kumpul kumpul di caf�. Padahal loe lagi batuk batuk tapi loe tetap ngotot mau makan ice cream dengan alasan loe pengen ngerasain makanan kesukaan gw. Sekarang giliran gw yang ngerasain makanan kesukaan loe walaupun gw pernah bilang sama loe bahwa gw rada ga suka dengan salad karena banyak sayurnya.� Ina terdiam dan berkata �dasar loe Nda. Gw entah kenapa rela kehilangan pacar gw, tapi kalau untuk kehilangan loe, engga deh Gw ga tega Nda. Memang benar kata orang orang bahwa sahabat susah di cari. Tetapi pacar, dimana mana juga ada kok � Dengar kata kata Ina, Inda tiba tiba sedih dan hanya tersenyum lembut kepada Ina. Kemudian Inda mengatakan bahwa ia menyayangi Ina dengan hati yang tulus.
Makanan pesanan Ina dan Inda pun tiba. Mereka saling menikmati makanannya. Tidak biasanya Inda memakan salad tetapi hari ini dia memakan salad dengan lahap seperti lahapnya Ina. Mereka saling bercanda canda dan bercerita cerita. Setelah usai mereka makan dan membayar biaya makanan mereka ke kasir, mereka langsung menuju Timezone untuk bermain main sebentar di sana. Seperti hobby mereka biasanya, di Timezone mereka bermain basketball sampai mereka merasa lelah. Ketika lelah, Inda langsung menyuruh Ina agar mereka pulang. Jam menunjukkan ke angka 8 malam. Sesampai Inda mengantarkan Ina pulang, Ina menawarkan Inda agar masuk ke dalam rumahnya dulu. Tetapi Inda menolaknya karena dia juga harus pulang jam 8 malam. Ina pun mengerti akan Inda, dan ia pun menyuruh Inda lekas untuk pulang ke rumah.
Ina langsung masuk ke rumah dengan salam dan dia melihat ke ruang keluarga. Di sana ayah, ibu dan adiknya sedang berkumpul sambil menonton film. Dia pun pergi ke ruang keluarga dengan maksud untuk mencium pipi ibunya, ayahnya dan adiknya sebelum ia masuk ke kamar. Itu pertanda Ina ingin tidur. Sedangkan ayahnya heran melihat Ina jam segini sudah lelah dan sudah ingin tidur. Ibu dan adiknya juga heran melihat Ina. Ibunya bertanya kepada Ina ketika ia ingin menaikin tangga ke kamarnya �Nak, kamu lelah sekali ya bermain dengan Inda dari tadi sore? Lekaslah kamu tidur yah, jangan terlalu lelah nanti kamu bisa sakit. Atau mau ibu temani kamu tidur jam segini? Karena kamu biasanya jam segini belum bisa tidur. Tapi sebaiknya tidurlah sekarang.� Ina langsung menjawab dengan manja seperti anak kecil �Iya ma, Ina mau di temani mama tidurnya. Karena Ina benar benar lelah, takutnya malah ga bisa tidur lagi.� Ibunya langsung bergegas dari tempat duduknya dan langsung membawa puteri sulungnya ke kamar tidurnya. Setelah Ina masuk, ia langsung meneparkan badannya ke tempat tidur springbed tanpa mengganti pakaian piyama terlebih dahulu. Ibunya maklumi hal itu karena Ina sangat lelah hari ini. Dan ibunya pun langsung menemani puterinya tidur di sebelahnya. Sambil memandang wajah manisnya itu, ibunya tiba tiba melihat tangan anandanya melingkari pinggul sang ibu seperti masanya dulu ketika ia masih berumur 7/8 tahun. Si ibu langsung membalas rangkulan anaknya dan memberikan sebuah kecupan kasih sayang di kening puterinya. Ibunya sangat menyayangi Ina dan sangat mengerti dirinya. Ina pun sangat menyayangi ibunya. Ina pun lelap tidurnya di pelukan ibunya. Di saat itu, tiba tiba ada telepon berdering. Ibu Ina langsung mengangkat telepon itu dengan melepaskan rangkulannya dari tubuh Ina.
Ibunya sangat kaget mendengar kabar dari telepon itu. Ibunya terbelongo mendengarnya. Ina pun terbangun dan menanyakan apa yang terjadi dan siapa yang menelepon itu. Setelah telepon di tutup, ibunya menjelaskan kepada Ina bahwa � bahwa � bahwa teman yang bermain dengannya tadi mengalami kecelakaan dengan truk dan dia mengalami pendarahan hebat. Itu adalah Inda. Mendengar berita itu, Ina langsung menangis dan langsung turun untuk bergegas pergi ke rumah sakit. Dia pergi dengan kedua orangtuanya dan adiknya ke rumah sakit. Di dalam mobil, Ina hanya menangis di rangkulan adiknya, Mirna, dan adiknya pun berusaha untuk menenangkan kakaknya yang lagi tidak tenang.
Sesampai di rumah sakit, dia langsung berlari kesana kemari mencari orang tua Inda. Dan ketemu dengan mereka, Ina langsung menanyakan dimana Inda. Ibu Inda menjawab kalau Inda lagi di kamar UGD dan keadaannya sangat mengkhawatirkan. Ibu Inda serta ayahnya hanya bisa berdoa dengan keadaan Inda yang sekarang ini. Ina serta keluarganya pun ikut memanjatkan dan selalu berdzikir untuk Inda. Dokter pun akhirnya keluar dari kamar UGD dan memberitakan bahwa Inda kekurangan banyak darah dan ia membutuhkan darah yang sama golongannya dengan darahnya. Kebetulan darah Inda O dan darah dari ibu serta ayahnya bukan O. Dan kebetulan pula darah Ina sama dengan Inda. Ia memberanikan diri untuk mendonorkan darahnya untuk sahabatnya. Tetapi sebelum itu, ia ingin melihat terlebih dahulu keadaan Inda di dalam sana. Dokter pun membolehkannya. Keluarganya dan keluarga Ina pun ikut masuk ke UGD room tersebut.
Keadaan Inda benar benar sangat kasihan. Ina selalu memanggil manggil Inda dengan lembut. Dia tak lelah memanggil Inda yang sedang terletak di atas tempat tidur yang di pasangkan banyak selang infus. Air mata Ina pun meneteskan ke wajah Inda tepat seperti letak air matanya yang ia teteskan di photo mereka bedua itu. Tiba tiba reaksi pun tampak. Inda membukakan matanya sambil menatap ke arah Ina yang meneteskan air matanya. Ia pun sembari mengatakan �Hello, kok loe tau gw di sini? Kok loe sedih gitu sih? Jangan nangis ya Na. Gw sayang loe � Ina tak sanggup melihat Inda yang begitu lemah dan ia pun tidak sanggup menjawa pertanyaan pertanyaan Inda. Dia hanya berkata bahwa dia juga sangat menyayangi Inda. Tiba tiba Inda berkata lagi, �Bunda, ayah, Ira kok ikut sedih juga? Nda ga suka liat kalian pada nangis seperti ini. Hadapi aja ini dengan tabah dan tegar ya. Terutama untuk loe Na. Loe ga usah sedih gitu. Gw janji ga akan ninggalin loe sendirian. Kalau pun gw harus pergi hari ini di depan loe, gw janji ketika gw di sana, gw selalu jagain loe serta semua orang yang gw sayangi. Untung aja tadi gw udah ngerasain gimana rasanya salad kesukaan loe. Loe dulu pernah makan makanan kesukaan gw, untung tadi gw udah memakan makanan kesukaan sahabat gw�, ujarnya dengan senyum. Isak tangisan Ina serta keluarga Inda sangat deras. Ina tidak tahan dengan perkataan Inda itu. Terasa teriris sekali perasaannya. Ina tak berkutik apa apa. Dia hanya bisa menangis dan menangis. Kemudian, Ina di suruh oleh seorang suster untuk ikut ke ruang tranfusi darah agar darah Ina dapat di donorkan ke Inda. Ina pun bangkit meninggalkan Inda dan tiba tiba Inda berkata, � Terlambattt Buat apa lagi semua itu. Nda udah gpp lagi sekarang. Sudahlah, tidak perlu lagi darah sumbangan itu.� Tetapi Ina berkata kepada suster itu untuk tidak memperdulikan omongan Inda dan mereka pun langsung menuju kamar tranfusi darah.
Di kamar UGD, Inda nyelutuk lagi,�Bunda, mendekatlah dekat Nda. Tante juga, mendekatlah kesini�.
Ibu Inda dan ibunya Ina pun mendekati Inda sambil menangis. Kemudian ia berkata � Bunda, jika hari ini hari terakhir Inda melihat senyuman bunda, maukah bunda mengabulkan suatu permohonan Inda?� Bundanya mengangguk pertanda mau melakukannya. �Tante juga mau khan mengabulkan permohonan Inda?� Ibunya Ina pun sama halnya dengan ibu Inda. �Permohonan Inda kepada bunda dan ayah, tolong jaga Ira sampai dia ga bandel lagi. Juga permohonan kedua Inda sama bunda, bila Inda sudah pergi hari ini, bunda bisa menganggap Ina itu Inda. Bunda pernah bilang kalau Ina itu banyak kemiripan dengan Inda. Dari bandelnya, humorisnya, serta sifatnya. Bunda juga pasti bisa menganggap Ina itu anak sendiri. Hmmm tante, permohonan Inda sama tante juga om dan Mirna, tolong jagalah Ina seperti Inda selalu menjaganya dimana pun dia berada. Dan tante mengijinkan bukan kalau bundanya Inda menganggap Ina itu seperti anaknya sendiri? Inda harap tante setulus yang Inda kira.� Permohonan Inda kepada orang orang di sekelilingnya. Setelah beberapa menit kemudian, tiba tiba �� Inda terserang kejang kejang secara spontan. Dan jalan pernapasannya pun terganggu. Ira dan Mirna yaitu adik dari Inda dan Ina langsung memanggil dokter dan mereka juga mau memanggil Ina yang sedang di ambil darahnya.
Setelah mereka temukan dokter, mereka langsung mencari Ina dengan bergegas. Dan akhirnya Ina pun di temukan dan mereka langsung memberi taukan hal yang menimpa Inda. Dia langsung berlari ke kamar UGD dan langsung menemui Inda. Setelah sampai di kamar UGD, Ina melihat Inda begitu berusaha kuat untuk tetap bertahan. Ina menggenggam tangan Inda kuat kuat. Ina pun sempat mengujarkan � Gw tetap bersama loe Inda � Gw pasti sama loe�. Tetapi � apalah hasilnya � hasil itu tidak ada gunanya. Inda menghembuskan nafas terakhirnya dengan menyebut nama Allah dan memanggil INA. Ina sangat sedih dan sangat tertekan sehingga dia pun menjerit tidak karuan dan selalu menangis. Ina tidak bisa menerima kepergian sahabatnya itu. Keluarga Inda pun sangat sedih. Akhirnya Ina sekarang tinggal sendiri tanpa di temani oleh Inda lagi. Ina menutup kain kafan putih ke tubuh Inda dengan di genangi air mata yang bercucuran. Dia sangat tertekan sekali � karena tertekan itu � tiba tiba � penyakit Ina kambuhhh � ia terserang jantungan dan langsung tertidur di tubuh Inda yang sudah di tutupi kain putih suci. Keluarganya sangat kaget dan sangat sedih. Ina pun pingsan di tubuh Inda dengan jatuhnya air mata Ina ke kain tersebut. Dokter langsung membantu Ina semaksimal mungkin. Tetapiiii � kenyataan bertindak lain Ina ikut bersama Inda ke alam baqa. Mereka berdua telah meninggalkan orang tuanya. Tak ada lagi yang di anggap sebagai anak di antara mereka berdua. Karena mereka telah bersatu dan pasti akan bersatu di alam yang suci di sana. Mereka telah bersatu kembali. Ina dan Inda kembali bersatu. Mereka tidak merasa kehilangan satu sama lain lagi. Ina tidak kehilangan Inda, Inda pun tak kehilangan Ina. Mereka telah di persatukan oleh Allah di alam sana. Mereka telah bahagia di sisi Allah. Mereka telah berada di alam yang sama kembali. Dua orang sahabat itu sekarang telah bahagia bersama dan telah meninggalkan kedua orang tua mereka. Mereka bahagia dengan bersatunya mereka kembali di dunia yang sama rupa.
Ina dan Inda � Dua orang cewe sekolah yang riang, yang mempunyai hobby sama, yang humoris, dan yang selalu membuat suasana bising di dalam kelas mereka karena candaan candaan mereka, sekarang telah tiada lagi keceriaan mereka, candaan mereka, humoris mereka, trhee point mereka, serta kebisingan mereka dan kekompakan mereka. Mereka telah membawa hal hal itu ke alam mereka sendiri. Berbahagialah kalian
Dua orang cewek sekolahan sekaligus basket girl yang selalu girang, banyak canda, kadang pembuat ribut di kelas, juga mereka berdua penuh humoris. Karena humoris mereka, mereka mempunyai banyak teman yang selalu memberi semangat pada mereka. Nama mereka Ina dan Inda. Nama depan mereka sama sama di dahului oleh huruf I. Mereka selalu bersama sama jika sedang bermain, bercanda canda, pergi jalan jalan, pokonya semuanya selalu bersama sama.
Semua manusia di muka bumi ini tak ada yang sempurna. Pasti ada kekurangan dan ada kelebihan. Pada diri Ina dan Inda juga terdapat kekurangan mereka masing masing. Kekurangan yang ada pada Ina dan Inda juga hampir bersamaan. Mereka sama sama mempunyai penyakit yang mengganaskan. Ina memiliki penyakit jantung, sedangkan Inda memiliki penyakit lever. Tetapi, walau dengan kekurangan yang terdapat pada diri mereka itu, mereka tidak pernah saling memasalahkannya. Mereka sadar bahwa manusia ciptaan Allah itu tidak ada yang sempurna, kecuali Dia.
Di saat mereka pulang sekolah bersama, Ina dan Inda janjian untuk makan di mall barengan. Dan Inda nanti akan menjemput Ina. Setelah Ina sampai di rumah duluan, Ina langsung pergi ke kamarnya dan ingin bergegas mengganti bajunya. Sebelum itu dia ingin mendinginkan badannya dengan air di bak kamar mandinya. Setelah ia selesai mandi, ia tiba tiba tidak langsung mengganti bajunya, melainkan ia pergi ke depan cermin dan memandangi photonya yang barengan dengan Inda. Ina tersenyum lembut melihat photo itu. Ia betapa mensyukuri bahwa ia bertemu dengan seorang sahabat seperti Inda. Ina dan Inda sama sama mengetahui apa yang mereka rasakan. Ia tidak bosan memandang photo itu sembari ia mengucapkan �Inda, aku menyayangi kamu teman, aku takut akan kehilangan dirimu untuk selamanya�. Setelah ia mengucapkan itu, tiba tiba air mata membasahi photo itu dan air mata Ina mengenai tepat di wajah Inda di photo itu. Beberapa menit kemudian, suara gemuruh mobil dari arah barat datang menghampiri halaman depan rumah Ina. �Astaga ? Aku belum selesai � ya ampun aku lupaaaa ��, ucap Ina kaget mendengar suara mobil Inda. Ina pun langsung bergegas berpakaian. Di luar halaman, Inda pun keluar dari mobilnya dan langsung mengetuk pintu rumah Ina. �Assalamu�alaikum � Inaaa � halloooo � ada orang gaaa ??� ujar Inda dari luar. Bibinya Ina pun langsung membukakan pintu untuk Inda. �Eh non Inda rupanya, masuk non Mau ketemu dengan non Ina yaa?� kata bibi itu. �Hmmm � ga usah deh bi, soalnya juga Inda bukan mau ketemuan sih cuma mau jemput Ina aja kok hehehe�, nyengirnya. Tiba tiba �
�Woyyy � aduhhh � sorry, sorry deh hehehehe � lama yah � maap deh soalnya tadi hmmm ga ada sih gpp � yuk kita berangkat Nda � oh ya bi, nanti tolong bilangin ke mama n papa ya kalo Ina pergi ke mall ama Inda, ga lama kok, paling ntar malem kira kira jam 8 Ina udah pulang, bilangin ya bi, bibi baik deh, muahhh hehehe. Daag bibi, Ina pergi yaa�, kata Ina ke bibinya sambil manja.
�Waduh si non ini sampai segitunya. Heran jadinya. Hehhh namanya juga anak gaul ya seperti itulah.�Kata si bibi dengan melihat kepergian non nya yang di sayanginya.
Ina dan Inda pun pergi ke mall sambil menikmati perjalanan mereka dengan alunan musik musik kesukaan mereka. Mereka girang sekali sambil bernyanyi nyanyi bersama di dalam mobil yang di kendarai Inda. �Ehhh Na, ngomong ngomong nih, tadi emangnya lagi ngapain sih kok bisa lama ganti bajunya. Kata loe kalau udah gw jemput loe pasti udah selesai. Nah nyatanya tadi malah telat loe. Napa sih emangnya?� tanya sahabatnya.
�Oh engga kok. Tadi ya gw mandi trus yaa trus gw ganti baju. Cuma tadi karena gw kecapean jadinya pengen ngerendem diri lama lama di bathshower hehehe makanya gw agak rada lama. Maap deh� jawab Ina.
�Ah ga mungkin deh. Tumben loe mau ngerendem diri lama lama. Biasanya loe kaya kambing ga bisa kena air aja hahaha. Gini deh Na, bilang aja deh emangnya napa sih loe? Punya masalah apa? Kalau punya masalah ya gw sedia kok bantuin loe � ujar kembali Inda.
�Yee di bilangin juga ga ada apa apa loe malah ngeyel. Udah parkir tuh mobil loe di dekat sono. Biar nanti kita baliknya ga kejauhan. Mendingan ga usah masukin ke tempat parkiran di atas mall deh. Mendingan di sini aja biar rada deket.� Jawab kembali Ina.
�Heehh loe selalu gitu. Iya iya gw parkirin di sini aja�
Tanpa terasa di dalam perjalanan mereka saling berbincang bincang, mereka pun sampai di mall. Mereka masuk ke mall dengan muka mereka yang manis manis dan dengan hati yang kegirangan. Mereka pun langsung pergi ke caf� tampat kumpul kumpul mereka biasanya. Ina langsung memesan makanan kesukaannya, sedangkan Inda juga memesan makanan kesukaannya Ina. Melihat pesanannya Inda, Ina menjadi kaget Karena tidak biasanya Inda memesan makanan kesukaannya Ina. Dia langsung bertanya �Kok tumben Nda pesen makanannya makanan kesukaan gw? Biasanya loe khan sukanya ice cream.� Kemudian Inda hanya senyum dan langsung menjawab �Gw khan juga pengen nikmati makanan kesukaan sahabat gw. Ingat ga waktu itu, loe juga pernah khan pesen ice cream waktu kita lagi kumpul kumpul di caf�. Padahal loe lagi batuk batuk tapi loe tetap ngotot mau makan ice cream dengan alasan loe pengen ngerasain makanan kesukaan gw. Sekarang giliran gw yang ngerasain makanan kesukaan loe walaupun gw pernah bilang sama loe bahwa gw rada ga suka dengan salad karena banyak sayurnya.� Ina terdiam dan berkata �dasar loe Nda. Gw entah kenapa rela kehilangan pacar gw, tapi kalau untuk kehilangan loe, engga deh Gw ga tega Nda. Memang benar kata orang orang bahwa sahabat susah di cari. Tetapi pacar, dimana mana juga ada kok � Dengar kata kata Ina, Inda tiba tiba sedih dan hanya tersenyum lembut kepada Ina. Kemudian Inda mengatakan bahwa ia menyayangi Ina dengan hati yang tulus.
Makanan pesanan Ina dan Inda pun tiba. Mereka saling menikmati makanannya. Tidak biasanya Inda memakan salad tetapi hari ini dia memakan salad dengan lahap seperti lahapnya Ina. Mereka saling bercanda canda dan bercerita cerita. Setelah usai mereka makan dan membayar biaya makanan mereka ke kasir, mereka langsung menuju Timezone untuk bermain main sebentar di sana. Seperti hobby mereka biasanya, di Timezone mereka bermain basketball sampai mereka merasa lelah. Ketika lelah, Inda langsung menyuruh Ina agar mereka pulang. Jam menunjukkan ke angka 8 malam. Sesampai Inda mengantarkan Ina pulang, Ina menawarkan Inda agar masuk ke dalam rumahnya dulu. Tetapi Inda menolaknya karena dia juga harus pulang jam 8 malam. Ina pun mengerti akan Inda, dan ia pun menyuruh Inda lekas untuk pulang ke rumah.
Ina langsung masuk ke rumah dengan salam dan dia melihat ke ruang keluarga. Di sana ayah, ibu dan adiknya sedang berkumpul sambil menonton film. Dia pun pergi ke ruang keluarga dengan maksud untuk mencium pipi ibunya, ayahnya dan adiknya sebelum ia masuk ke kamar. Itu pertanda Ina ingin tidur. Sedangkan ayahnya heran melihat Ina jam segini sudah lelah dan sudah ingin tidur. Ibu dan adiknya juga heran melihat Ina. Ibunya bertanya kepada Ina ketika ia ingin menaikin tangga ke kamarnya �Nak, kamu lelah sekali ya bermain dengan Inda dari tadi sore? Lekaslah kamu tidur yah, jangan terlalu lelah nanti kamu bisa sakit. Atau mau ibu temani kamu tidur jam segini? Karena kamu biasanya jam segini belum bisa tidur. Tapi sebaiknya tidurlah sekarang.� Ina langsung menjawab dengan manja seperti anak kecil �Iya ma, Ina mau di temani mama tidurnya. Karena Ina benar benar lelah, takutnya malah ga bisa tidur lagi.� Ibunya langsung bergegas dari tempat duduknya dan langsung membawa puteri sulungnya ke kamar tidurnya. Setelah Ina masuk, ia langsung meneparkan badannya ke tempat tidur springbed tanpa mengganti pakaian piyama terlebih dahulu. Ibunya maklumi hal itu karena Ina sangat lelah hari ini. Dan ibunya pun langsung menemani puterinya tidur di sebelahnya. Sambil memandang wajah manisnya itu, ibunya tiba tiba melihat tangan anandanya melingkari pinggul sang ibu seperti masanya dulu ketika ia masih berumur 7/8 tahun. Si ibu langsung membalas rangkulan anaknya dan memberikan sebuah kecupan kasih sayang di kening puterinya. Ibunya sangat menyayangi Ina dan sangat mengerti dirinya. Ina pun sangat menyayangi ibunya. Ina pun lelap tidurnya di pelukan ibunya. Di saat itu, tiba tiba ada telepon berdering. Ibu Ina langsung mengangkat telepon itu dengan melepaskan rangkulannya dari tubuh Ina.
Ibunya sangat kaget mendengar kabar dari telepon itu. Ibunya terbelongo mendengarnya. Ina pun terbangun dan menanyakan apa yang terjadi dan siapa yang menelepon itu. Setelah telepon di tutup, ibunya menjelaskan kepada Ina bahwa � bahwa � bahwa teman yang bermain dengannya tadi mengalami kecelakaan dengan truk dan dia mengalami pendarahan hebat. Itu adalah Inda. Mendengar berita itu, Ina langsung menangis dan langsung turun untuk bergegas pergi ke rumah sakit. Dia pergi dengan kedua orangtuanya dan adiknya ke rumah sakit. Di dalam mobil, Ina hanya menangis di rangkulan adiknya, Mirna, dan adiknya pun berusaha untuk menenangkan kakaknya yang lagi tidak tenang.
Sesampai di rumah sakit, dia langsung berlari kesana kemari mencari orang tua Inda. Dan ketemu dengan mereka, Ina langsung menanyakan dimana Inda. Ibu Inda menjawab kalau Inda lagi di kamar UGD dan keadaannya sangat mengkhawatirkan. Ibu Inda serta ayahnya hanya bisa berdoa dengan keadaan Inda yang sekarang ini. Ina serta keluarganya pun ikut memanjatkan dan selalu berdzikir untuk Inda. Dokter pun akhirnya keluar dari kamar UGD dan memberitakan bahwa Inda kekurangan banyak darah dan ia membutuhkan darah yang sama golongannya dengan darahnya. Kebetulan darah Inda O dan darah dari ibu serta ayahnya bukan O. Dan kebetulan pula darah Ina sama dengan Inda. Ia memberanikan diri untuk mendonorkan darahnya untuk sahabatnya. Tetapi sebelum itu, ia ingin melihat terlebih dahulu keadaan Inda di dalam sana. Dokter pun membolehkannya. Keluarganya dan keluarga Ina pun ikut masuk ke UGD room tersebut.
Keadaan Inda benar benar sangat kasihan. Ina selalu memanggil manggil Inda dengan lembut. Dia tak lelah memanggil Inda yang sedang terletak di atas tempat tidur yang di pasangkan banyak selang infus. Air mata Ina pun meneteskan ke wajah Inda tepat seperti letak air matanya yang ia teteskan di photo mereka bedua itu. Tiba tiba reaksi pun tampak. Inda membukakan matanya sambil menatap ke arah Ina yang meneteskan air matanya. Ia pun sembari mengatakan �Hello, kok loe tau gw di sini? Kok loe sedih gitu sih? Jangan nangis ya Na. Gw sayang loe � Ina tak sanggup melihat Inda yang begitu lemah dan ia pun tidak sanggup menjawa pertanyaan pertanyaan Inda. Dia hanya berkata bahwa dia juga sangat menyayangi Inda. Tiba tiba Inda berkata lagi, �Bunda, ayah, Ira kok ikut sedih juga? Nda ga suka liat kalian pada nangis seperti ini. Hadapi aja ini dengan tabah dan tegar ya. Terutama untuk loe Na. Loe ga usah sedih gitu. Gw janji ga akan ninggalin loe sendirian. Kalau pun gw harus pergi hari ini di depan loe, gw janji ketika gw di sana, gw selalu jagain loe serta semua orang yang gw sayangi. Untung aja tadi gw udah ngerasain gimana rasanya salad kesukaan loe. Loe dulu pernah makan makanan kesukaan gw, untung tadi gw udah memakan makanan kesukaan sahabat gw�, ujarnya dengan senyum. Isak tangisan Ina serta keluarga Inda sangat deras. Ina tidak tahan dengan perkataan Inda itu. Terasa teriris sekali perasaannya. Ina tak berkutik apa apa. Dia hanya bisa menangis dan menangis. Kemudian, Ina di suruh oleh seorang suster untuk ikut ke ruang tranfusi darah agar darah Ina dapat di donorkan ke Inda. Ina pun bangkit meninggalkan Inda dan tiba tiba Inda berkata, � Terlambattt Buat apa lagi semua itu. Nda udah gpp lagi sekarang. Sudahlah, tidak perlu lagi darah sumbangan itu.� Tetapi Ina berkata kepada suster itu untuk tidak memperdulikan omongan Inda dan mereka pun langsung menuju kamar tranfusi darah.
Di kamar UGD, Inda nyelutuk lagi,�Bunda, mendekatlah dekat Nda. Tante juga, mendekatlah kesini�.
Ibu Inda dan ibunya Ina pun mendekati Inda sambil menangis. Kemudian ia berkata � Bunda, jika hari ini hari terakhir Inda melihat senyuman bunda, maukah bunda mengabulkan suatu permohonan Inda?� Bundanya mengangguk pertanda mau melakukannya. �Tante juga mau khan mengabulkan permohonan Inda?� Ibunya Ina pun sama halnya dengan ibu Inda. �Permohonan Inda kepada bunda dan ayah, tolong jaga Ira sampai dia ga bandel lagi. Juga permohonan kedua Inda sama bunda, bila Inda sudah pergi hari ini, bunda bisa menganggap Ina itu Inda. Bunda pernah bilang kalau Ina itu banyak kemiripan dengan Inda. Dari bandelnya, humorisnya, serta sifatnya. Bunda juga pasti bisa menganggap Ina itu anak sendiri. Hmmm tante, permohonan Inda sama tante juga om dan Mirna, tolong jagalah Ina seperti Inda selalu menjaganya dimana pun dia berada. Dan tante mengijinkan bukan kalau bundanya Inda menganggap Ina itu seperti anaknya sendiri? Inda harap tante setulus yang Inda kira.� Permohonan Inda kepada orang orang di sekelilingnya. Setelah beberapa menit kemudian, tiba tiba �� Inda terserang kejang kejang secara spontan. Dan jalan pernapasannya pun terganggu. Ira dan Mirna yaitu adik dari Inda dan Ina langsung memanggil dokter dan mereka juga mau memanggil Ina yang sedang di ambil darahnya.
Setelah mereka temukan dokter, mereka langsung mencari Ina dengan bergegas. Dan akhirnya Ina pun di temukan dan mereka langsung memberi taukan hal yang menimpa Inda. Dia langsung berlari ke kamar UGD dan langsung menemui Inda. Setelah sampai di kamar UGD, Ina melihat Inda begitu berusaha kuat untuk tetap bertahan. Ina menggenggam tangan Inda kuat kuat. Ina pun sempat mengujarkan � Gw tetap bersama loe Inda � Gw pasti sama loe�. Tetapi � apalah hasilnya � hasil itu tidak ada gunanya. Inda menghembuskan nafas terakhirnya dengan menyebut nama Allah dan memanggil INA. Ina sangat sedih dan sangat tertekan sehingga dia pun menjerit tidak karuan dan selalu menangis. Ina tidak bisa menerima kepergian sahabatnya itu. Keluarga Inda pun sangat sedih. Akhirnya Ina sekarang tinggal sendiri tanpa di temani oleh Inda lagi. Ina menutup kain kafan putih ke tubuh Inda dengan di genangi air mata yang bercucuran. Dia sangat tertekan sekali � karena tertekan itu � tiba tiba � penyakit Ina kambuhhh � ia terserang jantungan dan langsung tertidur di tubuh Inda yang sudah di tutupi kain putih suci. Keluarganya sangat kaget dan sangat sedih. Ina pun pingsan di tubuh Inda dengan jatuhnya air mata Ina ke kain tersebut. Dokter langsung membantu Ina semaksimal mungkin. Tetapiiii � kenyataan bertindak lain Ina ikut bersama Inda ke alam baqa. Mereka berdua telah meninggalkan orang tuanya. Tak ada lagi yang di anggap sebagai anak di antara mereka berdua. Karena mereka telah bersatu dan pasti akan bersatu di alam yang suci di sana. Mereka telah bersatu kembali. Ina dan Inda kembali bersatu. Mereka tidak merasa kehilangan satu sama lain lagi. Ina tidak kehilangan Inda, Inda pun tak kehilangan Ina. Mereka telah di persatukan oleh Allah di alam sana. Mereka telah bahagia di sisi Allah. Mereka telah berada di alam yang sama kembali. Dua orang sahabat itu sekarang telah bahagia bersama dan telah meninggalkan kedua orang tua mereka. Mereka bahagia dengan bersatunya mereka kembali di dunia yang sama rupa.
Ina dan Inda � Dua orang cewe sekolah yang riang, yang mempunyai hobby sama, yang humoris, dan yang selalu membuat suasana bising di dalam kelas mereka karena candaan candaan mereka, sekarang telah tiada lagi keceriaan mereka, candaan mereka, humoris mereka, trhee point mereka, serta kebisingan mereka dan kekompakan mereka. Mereka telah membawa hal hal itu ke alam mereka sendiri. Berbahagialah kalian
Dua orang cewek sekolahan sekaligus basket girl yang selalu girang, banyak canda, kadang pembuat ribut di kelas, juga mereka berdua penuh humoris. Karena humoris mereka, mereka mempunyai banyak teman yang selalu memberi semangat pada mereka. Nama mereka Ina dan Inda. Nama depan mereka sama sama di dahului oleh huruf I. Mereka selalu bersama sama jika sedang bermain, bercanda canda, pergi jalan jalan, pokonya semuanya selalu bersama sama.
Semua manusia di muka bumi ini tak ada yang sempurna. Pasti ada kekurangan dan ada kelebihan. Pada diri Ina dan Inda juga terdapat kekurangan mereka masing masing. Kekurangan yang ada pada Ina dan Inda juga hampir bersamaan. Mereka sama sama mempunyai penyakit yang mengganaskan. Ina memiliki penyakit jantung, sedangkan Inda memiliki penyakit lever. Tetapi, walau dengan kekurangan yang terdapat pada diri mereka itu, mereka tidak pernah saling memasalahkannya. Mereka sadar bahwa manusia ciptaan Allah itu tidak ada yang sempurna, kecuali Dia.
Di saat mereka pulang sekolah bersama, Ina dan Inda janjian untuk makan di mall barengan. Dan Inda nanti akan menjemput Ina. Setelah Ina sampai di rumah duluan, Ina langsung pergi ke kamarnya dan ingin bergegas mengganti bajunya. Sebelum itu dia ingin mendinginkan badannya dengan air di bak kamar mandinya. Setelah ia selesai mandi, ia tiba tiba tidak langsung mengganti bajunya, melainkan ia pergi ke depan cermin dan memandangi photonya yang barengan dengan Inda. Ina tersenyum lembut melihat photo itu. Ia betapa mensyukuri bahwa ia bertemu dengan seorang sahabat seperti Inda. Ina dan Inda sama sama mengetahui apa yang mereka rasakan. Ia tidak bosan memandang photo itu sembari ia mengucapkan �Inda, aku menyayangi kamu teman, aku takut akan kehilangan dirimu untuk selamanya�. Setelah ia mengucapkan itu, tiba tiba air mata membasahi photo itu dan air mata Ina mengenai tepat di wajah Inda di photo itu. Beberapa menit kemudian, suara gemuruh mobil dari arah barat datang menghampiri halaman depan rumah Ina. �Astaga ? Aku belum selesai � ya ampun aku lupaaaa ��, ucap Ina kaget mendengar suara mobil Inda. Ina pun langsung bergegas berpakaian. Di luar halaman, Inda pun keluar dari mobilnya dan langsung mengetuk pintu rumah Ina. �Assalamu�alaikum � Inaaa � halloooo � ada orang gaaa ??� ujar Inda dari luar. Bibinya Ina pun langsung membukakan pintu untuk Inda. �Eh non Inda rupanya, masuk non Mau ketemu dengan non Ina yaa?� kata bibi itu. �Hmmm � ga usah deh bi, soalnya juga Inda bukan mau ketemuan sih cuma mau jemput Ina aja kok hehehe�, nyengirnya. Tiba tiba �
�Woyyy � aduhhh � sorry, sorry deh hehehehe � lama yah � maap deh soalnya tadi hmmm ga ada sih gpp � yuk kita berangkat Nda � oh ya bi, nanti tolong bilangin ke mama n papa ya kalo Ina pergi ke mall ama Inda, ga lama kok, paling ntar malem kira kira jam 8 Ina udah pulang, bilangin ya bi, bibi baik deh, muahhh hehehe. Daag bibi, Ina pergi yaa�, kata Ina ke bibinya sambil manja.
�Waduh si non ini sampai segitunya. Heran jadinya. Hehhh namanya juga anak gaul ya seperti itulah.�Kata si bibi dengan melihat kepergian non nya yang di sayanginya.
Ina dan Inda pun pergi ke mall sambil menikmati perjalanan mereka dengan alunan musik musik kesukaan mereka. Mereka girang sekali sambil bernyanyi nyanyi bersama di dalam mobil yang di kendarai Inda. �Ehhh Na, ngomong ngomong nih, tadi emangnya lagi ngapain sih kok bisa lama ganti bajunya. Kata loe kalau udah gw jemput loe pasti udah selesai. Nah nyatanya tadi malah telat loe. Napa sih emangnya?� tanya sahabatnya.
�Oh engga kok. Tadi ya gw mandi trus yaa trus gw ganti baju. Cuma tadi karena gw kecapean jadinya pengen ngerendem diri lama lama di bathshower hehehe makanya gw agak rada lama. Maap deh� jawab Ina.
�Ah ga mungkin deh. Tumben loe mau ngerendem diri lama lama. Biasanya loe kaya kambing ga bisa kena air aja hahaha. Gini deh Na, bilang aja deh emangnya napa sih loe? Punya masalah apa? Kalau punya masalah ya gw sedia kok bantuin loe � ujar kembali Inda.
�Yee di bilangin juga ga ada apa apa loe malah ngeyel. Udah parkir tuh mobil loe di dekat sono. Biar nanti kita baliknya ga kejauhan. Mendingan ga usah masukin ke tempat parkiran di atas mall deh. Mendingan di sini aja biar rada deket.� Jawab kembali Ina.
�Heehh loe selalu gitu. Iya iya gw parkirin di sini aja�
Tanpa terasa di dalam perjalanan mereka saling berbincang bincang, mereka pun sampai di mall. Mereka masuk ke mall dengan muka mereka yang manis manis dan dengan hati yang kegirangan. Mereka pun langsung pergi ke caf� tampat kumpul kumpul mereka biasanya. Ina langsung memesan makanan kesukaannya, sedangkan Inda juga memesan makanan kesukaannya Ina. Melihat pesanannya Inda, Ina menjadi kaget Karena tidak biasanya Inda memesan makanan kesukaannya Ina. Dia langsung bertanya �Kok tumben Nda pesen makanannya makanan kesukaan gw? Biasanya loe khan sukanya ice cream.� Kemudian Inda hanya senyum dan langsung menjawab �Gw khan juga pengen nikmati makanan kesukaan sahabat gw. Ingat ga waktu itu, loe juga pernah khan pesen ice cream waktu kita lagi kumpul kumpul di caf�. Padahal loe lagi batuk batuk tapi loe tetap ngotot mau makan ice cream dengan alasan loe pengen ngerasain makanan kesukaan gw. Sekarang giliran gw yang ngerasain makanan kesukaan loe walaupun gw pernah bilang sama loe bahwa gw rada ga suka dengan salad karena banyak sayurnya.� Ina terdiam dan berkata �dasar loe Nda. Gw entah kenapa rela kehilangan pacar gw, tapi kalau untuk kehilangan loe, engga deh Gw ga tega Nda. Memang benar kata orang orang bahwa sahabat susah di cari. Tetapi pacar, dimana mana juga ada kok � Dengar kata kata Ina, Inda tiba tiba sedih dan hanya tersenyum lembut kepada Ina. Kemudian Inda mengatakan bahwa ia menyayangi Ina dengan hati yang tulus.
Makanan pesanan Ina dan Inda pun tiba. Mereka saling menikmati makanannya. Tidak biasanya Inda memakan salad tetapi hari ini dia memakan salad dengan lahap seperti lahapnya Ina. Mereka saling bercanda canda dan bercerita cerita. Setelah usai mereka makan dan membayar biaya makanan mereka ke kasir, mereka langsung menuju Timezone untuk bermain main sebentar di sana. Seperti hobby mereka biasanya, di Timezone mereka bermain basketball sampai mereka merasa lelah. Ketika lelah, Inda langsung menyuruh Ina agar mereka pulang. Jam menunjukkan ke angka 8 malam. Sesampai Inda mengantarkan Ina pulang, Ina menawarkan Inda agar masuk ke dalam rumahnya dulu. Tetapi Inda menolaknya karena dia juga harus pulang jam 8 malam. Ina pun mengerti akan Inda, dan ia pun menyuruh Inda lekas untuk pulang ke rumah.
Ina langsung masuk ke rumah dengan salam dan dia melihat ke ruang keluarga. Di sana ayah, ibu dan adiknya sedang berkumpul sambil menonton film. Dia pun pergi ke ruang keluarga dengan maksud untuk mencium pipi ibunya, ayahnya dan adiknya sebelum ia masuk ke kamar. Itu pertanda Ina ingin tidur. Sedangkan ayahnya heran melihat Ina jam segini sudah lelah dan sudah ingin tidur. Ibu dan adiknya juga heran melihat Ina. Ibunya bertanya kepada Ina ketika ia ingin menaikin tangga ke kamarnya �Nak, kamu lelah sekali ya bermain dengan Inda dari tadi sore? Lekaslah kamu tidur yah, jangan terlalu lelah nanti kamu bisa sakit. Atau mau ibu temani kamu tidur jam segini? Karena kamu biasanya jam segini belum bisa tidur. Tapi sebaiknya tidurlah sekarang.� Ina langsung menjawab dengan manja seperti anak kecil �Iya ma, Ina mau di temani mama tidurnya. Karena Ina benar benar lelah, takutnya malah ga bisa tidur lagi.� Ibunya langsung bergegas dari tempat duduknya dan langsung membawa puteri sulungnya ke kamar tidurnya. Setelah Ina masuk, ia langsung meneparkan badannya ke tempat tidur springbed tanpa mengganti pakaian piyama terlebih dahulu. Ibunya maklumi hal itu karena Ina sangat lelah hari ini. Dan ibunya pun langsung menemani puterinya tidur di sebelahnya. Sambil memandang wajah manisnya itu, ibunya tiba tiba melihat tangan anandanya melingkari pinggul sang ibu seperti masanya dulu ketika ia masih berumur 7/8 tahun. Si ibu langsung membalas rangkulan anaknya dan memberikan sebuah kecupan kasih sayang di kening puterinya. Ibunya sangat menyayangi Ina dan sangat mengerti dirinya. Ina pun sangat menyayangi ibunya. Ina pun lelap tidurnya di pelukan ibunya. Di saat itu, tiba tiba ada telepon berdering. Ibu Ina langsung mengangkat telepon itu dengan melepaskan rangkulannya dari tubuh Ina.
Ibunya sangat kaget mendengar kabar dari telepon itu. Ibunya terbelongo mendengarnya. Ina pun terbangun dan menanyakan apa yang terjadi dan siapa yang menelepon itu. Setelah telepon di tutup, ibunya menjelaskan kepada Ina bahwa � bahwa � bahwa teman yang bermain dengannya tadi mengalami kecelakaan dengan truk dan dia mengalami pendarahan hebat. Itu adalah Inda. Mendengar berita itu, Ina langsung menangis dan langsung turun untuk bergegas pergi ke rumah sakit. Dia pergi dengan kedua orangtuanya dan adiknya ke rumah sakit. Di dalam mobil, Ina hanya menangis di rangkulan adiknya, Mirna, dan adiknya pun berusaha untuk menenangkan kakaknya yang lagi tidak tenang.
Sesampai di rumah sakit, dia langsung berlari kesana kemari mencari orang tua Inda. Dan ketemu dengan mereka, Ina langsung menanyakan dimana Inda. Ibu Inda menjawab kalau Inda lagi di kamar UGD dan keadaannya sangat mengkhawatirkan. Ibu Inda serta ayahnya hanya bisa berdoa dengan keadaan Inda yang sekarang ini. Ina serta keluarganya pun ikut memanjatkan dan selalu berdzikir untuk Inda. Dokter pun akhirnya keluar dari kamar UGD dan memberitakan bahwa Inda kekurangan banyak darah dan ia membutuhkan darah yang sama golongannya dengan darahnya. Kebetulan darah Inda O dan darah dari ibu serta ayahnya bukan O. Dan kebetulan pula darah Ina sama dengan Inda. Ia memberanikan diri untuk mendonorkan darahnya untuk sahabatnya. Tetapi sebelum itu, ia ingin melihat terlebih dahulu keadaan Inda di dalam sana. Dokter pun membolehkannya. Keluarganya dan keluarga Ina pun ikut masuk ke UGD room tersebut.
Keadaan Inda benar benar sangat kasihan. Ina selalu memanggil manggil Inda dengan lembut. Dia tak lelah memanggil Inda yang sedang terletak di atas tempat tidur yang di pasangkan banyak selang infus. Air mata Ina pun meneteskan ke wajah Inda tepat seperti letak air matanya yang ia teteskan di photo mereka bedua itu. Tiba tiba reaksi pun tampak. Inda membukakan matanya sambil menatap ke arah Ina yang meneteskan air matanya. Ia pun sembari mengatakan �Hello, kok loe tau gw di sini? Kok loe sedih gitu sih? Jangan nangis ya Na. Gw sayang loe � Ina tak sanggup melihat Inda yang begitu lemah dan ia pun tidak sanggup menjawa pertanyaan pertanyaan Inda. Dia hanya berkata bahwa dia juga sangat menyayangi Inda. Tiba tiba Inda berkata lagi, �Bunda, ayah, Ira kok ikut sedih juga? Nda ga suka liat kalian pada nangis seperti ini. Hadapi aja ini dengan tabah dan tegar ya. Terutama untuk loe Na. Loe ga usah sedih gitu. Gw janji ga akan ninggalin loe sendirian. Kalau pun gw harus pergi hari ini di depan loe, gw janji ketika gw di sana, gw selalu jagain loe serta semua orang yang gw sayangi. Untung aja tadi gw udah ngerasain gimana rasanya salad kesukaan loe. Loe dulu pernah makan makanan kesukaan gw, untung tadi gw udah memakan makanan kesukaan sahabat gw�, ujarnya dengan senyum. Isak tangisan Ina serta keluarga Inda sangat deras. Ina tidak tahan dengan perkataan Inda itu. Terasa teriris sekali perasaannya. Ina tak berkutik apa apa. Dia hanya bisa menangis dan menangis. Kemudian, Ina di suruh oleh seorang suster untuk ikut ke ruang tranfusi darah agar darah Ina dapat di donorkan ke Inda. Ina pun bangkit meninggalkan Inda dan tiba tiba Inda berkata, � Terlambattt Buat apa lagi semua itu. Nda udah gpp lagi sekarang. Sudahlah, tidak perlu lagi darah sumbangan itu.� Tetapi Ina berkata kepada suster itu untuk tidak memperdulikan omongan Inda dan mereka pun langsung menuju kamar tranfusi darah.
Di kamar UGD, Inda nyelutuk lagi,�Bunda, mendekatlah dekat Nda. Tante juga, mendekatlah kesini�.
Ibu Inda dan ibunya Ina pun mendekati Inda sambil menangis. Kemudian ia berkata � Bunda, jika hari ini hari terakhir Inda melihat senyuman bunda, maukah bunda mengabulkan suatu permohonan Inda?� Bundanya mengangguk pertanda mau melakukannya. �Tante juga mau khan mengabulkan permohonan Inda?� Ibunya Ina pun sama halnya dengan ibu Inda. �Permohonan Inda kepada bunda dan ayah, tolong jaga Ira sampai dia ga bandel lagi. Juga permohonan kedua Inda sama bunda, bila Inda sudah pergi hari ini, bunda bisa menganggap Ina itu Inda. Bunda pernah bilang kalau Ina itu banyak kemiripan dengan Inda. Dari bandelnya, humorisnya, serta sifatnya. Bunda juga pasti bisa menganggap Ina itu anak sendiri. Hmmm tante, permohonan Inda sama tante juga om dan Mirna, tolong jagalah Ina seperti Inda selalu menjaganya dimana pun dia berada. Dan tante mengijinkan bukan kalau bundanya Inda menganggap Ina itu seperti anaknya sendiri? Inda harap tante setulus yang Inda kira.� Permohonan Inda kepada orang orang di sekelilingnya. Setelah beberapa menit kemudian, tiba tiba �� Inda terserang kejang kejang secara spontan. Dan jalan pernapasannya pun terganggu. Ira dan Mirna yaitu adik dari Inda dan Ina langsung memanggil dokter dan mereka juga mau memanggil Ina yang sedang di ambil darahnya.
Setelah mereka temukan dokter, mereka langsung mencari Ina dengan bergegas. Dan akhirnya Ina pun di temukan dan mereka langsung memberi taukan hal yang menimpa Inda. Dia langsung berlari ke kamar UGD dan langsung menemui Inda. Setelah sampai di kamar UGD, Ina melihat Inda begitu berusaha kuat untuk tetap bertahan. Ina menggenggam tangan Inda kuat kuat. Ina pun sempat mengujarkan � Gw tetap bersama loe Inda � Gw pasti sama loe�. Tetapi � apalah hasilnya � hasil itu tidak ada gunanya. Inda menghembuskan nafas terakhirnya dengan menyebut nama Allah dan memanggil INA. Ina sangat sedih dan sangat tertekan sehingga dia pun menjerit tidak karuan dan selalu menangis. Ina tidak bisa menerima kepergian sahabatnya itu. Keluarga Inda pun sangat sedih. Akhirnya Ina sekarang tinggal sendiri tanpa di temani oleh Inda lagi. Ina menutup kain kafan putih ke tubuh Inda dengan di genangi air mata yang bercucuran. Dia sangat tertekan sekali � karena tertekan itu � tiba tiba � penyakit Ina kambuhhh � ia terserang jantungan dan langsung tertidur di tubuh Inda yang sudah di tutupi kain putih suci. Keluarganya sangat kaget dan sangat sedih. Ina pun pingsan di tubuh Inda dengan jatuhnya air mata Ina ke kain tersebut. Dokter langsung membantu Ina semaksimal mungkin. Tetapiiii � kenyataan bertindak lain Ina ikut bersama Inda ke alam baqa. Mereka berdua telah meninggalkan orang tuanya. Tak ada lagi yang di anggap sebagai anak di antara mereka berdua. Karena mereka telah bersatu dan pasti akan bersatu di alam yang suci di sana. Mereka telah bersatu kembali. Ina dan Inda kembali bersatu. Mereka tidak merasa kehilangan satu sama lain lagi. Ina tidak kehilangan Inda, Inda pun tak kehilangan Ina. Mereka telah di persatukan oleh Allah di alam sana. Mereka telah bahagia di sisi Allah. Mereka telah berada di alam yang sama kembali. Dua orang sahabat itu sekarang telah bahagia bersama dan telah meninggalkan kedua orang tua mereka. Mereka bahagia dengan bersatunya mereka kembali di dunia yang sama rupa.
Ina dan Inda � Dua orang cewe sekolah yang riang, yang mempunyai hobby sama, yang humoris, dan yang selalu membuat suasana bising di dalam kelas mereka karena candaan candaan mereka, sekarang telah tiada lagi keceriaan mereka, candaan mereka, humoris mereka, trhee point mereka, serta kebisingan mereka dan kekompakan mereka. Mereka telah membawa hal hal itu ke alam mereka sendiri. Berbahagialah kalian
========================================
Pengirim : Ninca
========================================