sebutir jambu monyet
j
a
t
u
h
menimpa tanah basah januari
sebutir jambu monyet
bergeming
hening
bening
bertapa seolah beku
sebutir jambu monyet
berisi ulat
hidup
tumbuh
berkembang
menjadi kepompong
menggelinjang
mengoyak selaputnya
lalu terbang ke angkasa
terbang ke angkasa
terbang ke angkasa
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi sekali
sebagai kupukupu kuning
sekuning kulit jambu monyet berlumur senja
seorang pria terbangun dari mabuknya
akibat terlalu banyak minum jus jambu monyet
jambu monyet dari sisasisa pesta para codot
yang mengembara di selasela bungabunga
pria itu mengusap keningnya
mengusap lampu yang bening
mengais sinar yang bisa menasihati
dari rubuhjiwa yang pernah membiusnya
pria itu menatap ke jendela kayu lapuknya
pijar fajar berkejaran diantara bayang pepohonan
bergoyang, bergirang digelitik angin pagi
yang juga berdansa bersama kupukupu kuning
di kelopak mawar kelabu yang digerogoti kumbang
ada kantata prenjak yang mengajaknya
menyimpuh ruh
menyujud hati
menyejuk jiwa
menyangga raga
pria itu pun tersungkur dengan sekuntum senyum
tenteramlah, nyamanlah, damailah bersama Tuhan
Yang Maha Baik
Yang Maha Adil
Yang Maha Kasih
Yang Maha Setia
merengkuh tubuhnya dengan sepenuh cinta Nya
“jangan tangisi jambu monyet yang busuk.
sebab kamu akan dapatkan madu kehidupan
suatu saat, tepat pada waktunya,” bisik angin
yang pernah menyelinap di ketiak kepak kepodang
bumiimaji, 10 januari 2004
========================================
Pengirim : agts wahyono
========================================