Aritha melempar tasnya di atas sofa, dengan muka berkerut dia berjalan menghampiri pesawat telpon di ruang tengah. Diputarnya nomer telpon yang begitu dihapalnya diluar kepala.
�Halo…�
�Halo juga…..� sahut yang diseberang.
Huh ini pasti sicentil Caraka pikir Aritha lagi.
�Rully ada ka….?� tanya Aritha tanpa basa basi, biasanya ia paling suka mencandai Raka dulu.
�Ini pasti Aritha yang manis itu kan…?� . Terdengar tawa renyah diseberang sana.
�Rully ada ka?…� ulang Aritha dingin.
�Oh Rully belum pulang nih dari kampus, katanya sih mau langsung ke tempat tantenya yang dimana tuh….saya lupa deh � Jawab Caraka manis.
�O..ya sudah bilang aja Aritha telpon ya ka….�
Jegleg…ditutupnya telpon dengan kesal. Pasti si Caraka terbingung bingung di seberang sana.
�Ah masa bodo deh� pikir Aritha.
Memang akhir akhir ini, Rully, sang pacar ;kawan baik Caraka agak berubah. Dia jarang menelpon,dan kalaupun menelpon yang dibicarakan hanya pemotretan , hasil slide dan nama nama orang yang tidak dikenal oleh Aritha dengan baik. Dan yang makin membuat Aritha dongkol nama tersebut nama nama perempuan. Tadinya Aritha tidak mau ambil perduli sampai suatu hari akhirnya ia menemukan foto foto perempuan tersebut diatas meja gambar Rully.
�Apa maksud semua ini Rully?� tanya Aritha kesal sembari melempar foto foto tersebut.Rully hanya melirik Aritha sejenak kemudian asyik kembali menekuni pekerjaannya. Aritha mengulang pertanyaan yang sama kembali.
�O, itu hanya titipan kawan…� Jawab rully santai sembari menyeka keringat yang menempel didahinya.
�kamu bohong…� kata Aritha lagi dengan perasaan kesal campur aduk. Rully menoleh sejenak, diputar putarnya lensa kamera dan diarahkan kewajah Aritha.
�Kamu cakep deh tha.�
�Rully dengar saya…..�pinta Aritha �Jawab pertanyaan saya dengan jujur.Ini perempuan yang selalu kamu bicarakan kepada saya?…�
Rully meletakan kameranya. Kemudian menghampiri Aritha yang duduk tidak jauh darinya.
�Tha..kamu cemburu yah?� goda Rully. Aritha tidak menjawab. Kegalauan dihatinya kian berkecamuk.
�Tha….� bujuk Rully �Ayo dong kemana senyumnya? Jangan ngambek begitu..jelek tau…� bujuk Rully lagi sembari mengacak acak poni Aritha.
�Iya memang saya jelek dan cewe di foto itu manis.� sambar Aritha � Ini lagi..� sambungnya sembari melempar foto perempuan yang satu lagi �Berapa lagi cewe yang pengen kamu koleksi in Rul?�.
Rully hanya menggeleng gelengkan kepala sambil tersenyum � Aritha…aritha… yuk, saya antar kamu pulang saja, daripada kita bertengkar ngga karuan begini.Lagian udah malem nih nanti mama kamu kebingungan nyariin �. Rully mulai merapihkan pekerjaannnya. Dengan lembut ditariknya Aritha dari duduknya. Seraya memeluk Aritha,Rullly berbisik � Apapun itu saya sayang kamu tha.�
Hari kian malam. Jam dinding di kamar Aritha telah menunjukan pukul 10 malam . Tetapi Rully tak juga kunjung menelpon. Aritha sudah berusaha menelpon rumah kontrakan Rully dan kawan kawannya tetapi dering telpon Aritha tak jua dijawab jawab . Pikiran pikiran negatif pun mempengaruhi Aritha. Kepercayaan yang selama ini Aritha beri untuk Rully seakan akan
menguap begitu saja. Mungkin Rully sudah ngga sayang ama gue lagi? mungkin Rully menduakan gue? mungkin saat ini Rully sedang asyik berkencan dengan salah satu cewe cewe itu? Jangan jangan Rully berusaha menghindar untuk melupakan gue. . Aritha pun semakin senewen dengan pertanyaan pertanyaan konyol tersebut.
Besok paginya Aritha terlambat bangun. Matanya letih sekali karena semalaman kurang nyenyak tidur. Ditengoknya jam dinding di kamar. Pukul 7.35.
�Aritha…rit..�
Terdengar ketukan dipintu. Duh itu pasti mama yang bakal cerewet pagi ini kata Aritha dalam hati.
�Ya mam, sebentar� Jawab Aritha.
Dengan malas Aritha menyeret sandal snoopy nya kearah pintu. Pintu pun terkuak. Seraut wajah yang sangat akrab di rumah itu menatap Aritha seolah meminta penjelasan.
� Aritha ngga enak badan ma…pusing� Jelas Aritha
�Kamu pasti begadang semalam� kata mama sambil menghela napas.
�Ngga koq, memang dari kampus kemarin Arit sudah sakit ma�
�Kalo begitu kita kedokter deh sore ini�
�Engga..engga usah ma, Arit cuma mau istirahat koq�Jawab Aritha cepat. �Mama telpon Yuni di rumah deh, minta dia absenkan nama Arit dan bilang Arit harus istirahat dirumah.� rayu Aritha. Yuni adalah sahabat Aritha.
� Tapi engga mungkin kan membohongi dosen Rit, mereka juga jauh lebih pintar dari kalian mahasiswanya� . Aritha mengangkat bahu . Mama cuma menghela napas. Sulit menolak keinginan putri tunggalnya. Apalagi sejak Papa Arit pergi meninggal dunia setahun yang lalu.
�Tapi janji kamu istirahat dirumah dan tidak boleh keluar kemanapun�
Aritha hanya mengangguk mengiyakan.
Sore hari, saat Aritha duduk menikmati cuaca sore diteras, dia dikejutkan oleh suara raung motor .
O.. itu pasti rully , pikir Aritha . Tampak Rully turun dari motornya dan menghampiri Aritha tergesa gesa
� Duh manis, hari ini kamu engga ke kampus yah ? � Sapa Rully
Aritha mencibirkan bibir kemudian melengos.
� Jangan begitu dong �ta….koq kamu cuek banget sih?� tanya Rully keheranan
� tanya saja sama diri sendiri , kenapa saya begini �
Rully menghempaskan badannya dikursi sebelah
� Oke..oke…kutanya diriku sendiri …Diriku jawab dong , kenapa aku pacarku yang manis ini marah marah? � sambil mempermainkan mimik wajahnya Rully menjawab pertanyaannya sendiri .
� Oh , sebab kemarin si Rully lupa menelpon dan pagi ini juga lupa menelpon sang pacar�
� Diriku jawab dong, apakah karena lupa sedikit saja , sampai sang pacar harus ngambek seperti ini ?� Rully asik bertanya jawab sendirian.
� Oh…harusnya tidak boleh.Kan siang ini Rully datang menjemput ke Sekolah tetapi sang bidadarinya sakit jadi pangeran langsung mampir ke rumah bidadari tersebut �katanya lagi
� Diriku jawab sekali lag…….�
� sudah..sudah .. norak � potong Aritha
� Tha….� bujuk Rully. Suasana hening sebentar sampai Rully memecahkan suasana
� Dewasalah . Jangan ada pikiran macam macam. Hari ini saya mau minta ijin padamu dan juga tante Yusda. Saya mau berangkat ke Lampung besok selasa pagi � Lirih suara Rully . Aritha tersentak .
� Ada apa di Lampung ? � tanya Aritha cepat .
� Sedikit pekerjaan saja…. �
� Lalu…..?�
� Lalu, ya… saya minta restu supaya selamat dan saya bisa cepat kembali lagi kekamu �
� Kapan kamu kembali? dengan siapa kamu ke sana ? akan tinggal dimana ? dan pekerjaan apa yang kamu lakukan disana ? �Aritha mencecar dengan pertanyaan pertanyaan.
� Saya kembali ke Jakarta Kamis pagi dengan pesawat tentunya �
� Tapi……�
� kamu percaya sama saya kan �Tha� potong Rully
� Tapi Rul, Hari Rabu kan ulang tahun saya � protes Aritha kesal
� Saya tau ….Saya cuma minta pengertian kamu�
Aritha mulai merasakan dadanya sesak. Sudah hampir beberapa bulan ini, Rully seperti menyembunyikan sesuatu darinya tapi entah apa , Aritha tidak bisa menjawabnya. Tidak pernah satu kalipun ulang tahun Aritha terlewatkan sendiri selama kurun tiga tahun ini. Mata Aritha mulai berkaca kaca.
� Hus.. Jangan mewek ah� Goda Rully � cuma tiga hari sayang ku, ngga lama kan � bujuk Rully lagi sambil memeluk Aritha. � Gimana kalau saya harus meninggalkan kamu setahun penuh di hutan Kalimantan sana�
� Iya..pacaran saja kamu sama buaya atau Orang utan di sana� Jawab Aritha.
Rully tertawa renyah � Jadi kamu ijinkan saya pergi kan? �
Aritha menatap Rully dalam dalam. Tanpa berkata apa apa , Aritha menggeleng cepat . Rully tersentak
� Tha …tolonglah sekali ini �
Aritha tetap tak bergeming dan berkomentar
� Tha…� panggil Rully lagi
� Kalau kamu masih mau pergi juga tanpa saya tau untuk apa kamu kesana, jangan harap saya bisa berkata YA buat kamu Rul.� suara Aritha terdengar dingin .
� Kamu keras Aritha �
� dan kamu juga keras kepala tuan Rully�
Suasana hening dan kaku . Rully menghela napas .
� Baiklah� katanya �Kalau itu maumu� .
Sore itu Rully langsung pulang tanpa menunggu tante Yusda ,mama Aritha, pulang dari kantor. Aritha membiarkan Rully pulang cepat tanpa perlu menahannya lagi. Sebaiknya dia pulang daripada suasana hati makin tegang pikir Aritha.
Aritha merasa puas , dia telah mampu mengubah pemikiran Rully tentang kepergiannya ke Lampung. Ada rasa sesal Aritha terhadap Rully akan kekerasan hati nya dan terutama rasa ketidak percayaannya itu.
Tapi Rully harus belajar mengalah dan menerima pendapat orang lain bantah Aritha. Toh besok Aku akan menelponnya juga pikirnya lagi.
� la..la..la…mmm…lala..la..� Aritha mendendangkan lagu dari salah satu album Boys Zone. Jam menunjukkan pukul 10:00 pagi. Waktunya berangkat kuliah tapi sebelumnya dia harus telpon Rully agar nanti pulang kampus bisa dijemput pikir Aritha. diputarnya nomer telepon Rully. Sekali..dua kali .. tak ada jawaban. dering ketiga…akhirnya.
� Hallo..Caraka ya ?, Rully ada ? �
Suara diseberang sana tak menjawab
� ka…kaka…� ulang Aritha
� Eh iya non geulis. Ada ..Rully ada tapi sudah berangkat non, ngga tau kemana tuh�
� Engga bilang kemana ka…� tanya Aritha heran
� Wah , engga tuh. Habis aku masih tidur sih �
� Adi juga engga tau? � tanya Aritha lagi menanyakan kawan kontrakan Rully yang lain.
� Sayangnya Adi sejak kemarin pulang ke Bandung kan �
Aritha terdiam.
� Okelah , kalau Rully telpon atau sudah pulang . minta dia datang ke kampus yah . Aritha menunggu sampai jam tiga sore nanti�
� Beres � jawab yang diseberang.
Huh dosen ini memang membosankan sekali jerit Aritha dalam hati. Jam dipergelangan tangannya sudah menunjukan pukul 14:55 siang. Lima menit lagi, kuliah akan selesai . Aritha mulai membereskan buku bukunya.
� Tha…pulang kampus nonton yuk di Mega, filmnya Sandra Bullock nih � Ajak si kenes Mirna
� Wah sorry deh Mir , gue harus nunggu jemputannya si Rully �
Mirna mencibir � Payah …pacar loe jemput teruuuuus�
Aritha tersenyum kecil . Bel tanda pelajaran usai akhirnya berbunyi . Aritha menghela napas lega. Pikirannya tidak terkonsentrasi terhadap kuliah siang itu. Cepat cepat Aritha membereskan buku dan tasnya kemudian melesat keluar. Matanya berkeliling di pelataran parkir kampus, tidak tampak mobil Kijang Rully terparkir disana atau mungkin dia pinjam motornya si Caraka seperti kemarin itu. Aritha pun berlari ke tempat parkir motor tapi motor bernomer polisi B 3554 GH pun tidak tampak juga.
Lelah mata Aritha meneliti setiap jengkal tempat parkir , dihampirinya si Gendut Marno.
� Marno, loe liat mobil jemputan gue ngga� tanyanya pada Marno si tukang parkir kampus.
� Siapa ..mas Rully ??� Marno balik bertanya
� Emangnya jemputan gue siapa lagi ? � jawab Aritha
� Wah, kalau yang biasanya jemput sih belum kelihatan. tapi tadi ada yang cari .katanya kalau saya ketemu Aritha , ditungguin di ruang menwa� kata Marno lagi.
Aritha pun segera melesat kesana . Ruang Menwa , gue ditungguin di ruang menwa. Aritha ngga habis pikir.
� Nah ini dia penjahatnya datang ….Yuk, jadi kan nonton jeng � teriak Mirna
Huh ternyata si Mirna. � Elo yang nungguin gue di sini Mir ?�.
� Iya dong … gue temen yang setia kan � .
Aritha melayangkan pandangan , disitu ada Boim, Stella ,Yuni, Heri dan beberapa anak yunior yang sibuk mengotak atik perlengkapan menwa nya.
� Gue nunggu Rully dulu yah�
� Alah udah jam tiga lewat lima belas non. elo ngga bakal dijemput deh.Percaya ama gue� Mirna membujuk
� Gue telpon dia dulu yah� tawar Aritha . Mirnapun menggangguk. Dipinjamnya Handphone Mirna. Tak ada jawaban di seberang sana. Duh kemana sih si Rully. hari ini kan ngga ada jadwal kuliahnya batin Aritha.
� Gimana …? � tanya Mirna . Aritha menimbang nimbang sebentar .
� Oke gue ikut elo nonton tapi janji anter gue pulang sampe rumah� putusnya. Mirna teriak kegirangan.
Jam 12 teng tengah malam. Biasanya Rully menelpon . ini kan sudah hari Rabu , hari ulang tahun Aritha.
Semenit , dua menit ditunggu, telpon di ruang tengah tidak kunjung berdering. Sudah puluhan kali Aritha mencoba menghubungi rumah Rully tapi tak ada jawaban. Akhirnya Aritha pun jatuh tertidur.
Udara pagi sudah menerobos dari jendela kamar . Aritha menggeliat. Didengarnya suara bik Inah dan mama saling bersahutan di dapur. Huh mulailah rutinitas di pagi hari. Aritha menoleh kesebelah kiri .
Busyet, pantas udara begitu dingin . Rupanya pintu kamar tidak terkunci sehingga mama dapat dengan mudah masuk ke kamar dan membuka jendela pagi pagi sekali , katanya dalam hati.
� Hallo gadis manis..selamat ulang tahun� Mama menerobos masuk.
� Terima kasih ma…Rully ada telpon ma ?�
� Engga ada …..cuma ada telegram nih dikirim dari Lampung . Jadi rupanya dia ke Lampung? �
� Hah� Aritha terkejut dan bangkit dari tidurnya. Mama menyodorkan kertas tersebut .
Aritha segera merobeknya. Ucapan selamat ulang tahun dan berita bahwa Rully akan tiba di Jakarta besok tertulis disurat tersebut. Dengan geram Aritha merobek semuanya kemudian melemparkan ke tempat samapah disisi tempat tidur.
� Kamu ada masalah dengan dia , Tha ….� tanya mama. Aritha masih menggeleng sampai akhirnya ia tidak tahan dan mengangguk. Airmata pun mulai meleleh
� Dia bohong ma. Dia janji untuk tidak pergi. Dia janji untuk merayakan ulang tahun bersama Aritha ma…Rully pembohong…� Aritha pun tersengguk sengguk .Mama mengusap kepala sang anak, mencoba menenangkan dan membujuknya.
� Sudahlah. Kita tunggu sampai besok. Beri Rully waktu untuk menjelaskan .Dan coba lihat ….� Mama mengangkat wajah Aritha yang terbenam di pangkuannya. � Anak mama jelek kalau menangis �
Aritha masih tampak sedih.
� Yuk.. bangun. Hari ini kita makan malam yang istimewa sekali jadi bantu mama ke Supermarket untuk belanja. Hari ini kamu tidak ada jadwal kuliah kan � tanya mama memastikan. � Dan undang semau kawan kawanmu sebagai pengganti Rully�.
Aritha mengangguk mengiyakan � Tapi engga perlu undang kawan kawan ma. Arit ingin makan malam sama mama saja� Lesu jawab Aritha.
Hari ulang tahun tanpa Rully terasa janggal. Setiap tahun biasa mereka habiskan bertiga dengan meracik resep resep masakan mama. Kadang makan malam tesebut dilakukan di halaman belakang rumah mereka. Memang sejak papa tiada, sosok laki laki sangat dibutuhkan oleh Aritha terlebih Rully merupakan lelaki dengan pemikiran matang dan dewasa. Rully mampu mengubah sosok Aritha yang judes menjadi seorang yang penuh perhatian terhadap orang lain.
� Ayo habiskan dong daging panggangnya � Mama membujuk . Aritha hanya mempermainkan ujung garpunya. Mama masih mencoba menghibur Aritha ketika bik Inah tergopoh gopoh menghampiri
� Non …den Rully ada di depan�
Aritha terloncat dan langsung berlari keteras depan. Dilihatnya Rully sudah duduk di teras depan lengkap dengan travel bag dan semua perlengkapan fotonya.
� Jadi begitu caramu. Membohongi saya lalu datang lagi mau minta maaf� sambar Aritha cepat.
Rully meringis. mencium pipi Aritha sambil mengucap selamat ulang tahun.
� Haus nih.ngga dikasih minum dulu?� Rully menggoda.
Aritha mendengus. � Minta dong sama cewek cewek kamu �
� Yang mana…?� masih goda Rully.
� Yang di Lampung keq�
Rully tertawa terbahak bahak. Tante Yusda muncul ditengah mereka. � Sudah ayo baikkan. Jangan keras kepala Arit�. Diletakkannya secangkir teh manis untuk Rully.
� Diminum Rul �
� Makasih tante�
� Oke tante masuk dulu deh. Biar kalian berdua bisa cerita yah� Tante Yusda beranjak dari tempatnya.
Suasana hening . Tidak ada yang mau memulai pembicaraan. Rully membuka travel bag nya , mengeluarkan kotak kecil berwarna hitam
� Untuk kamu. Hadiah termahal yang pernah saya beri kekamu Tha.�
Aritha enggan menoleh.
� Harusnya saya pulang besok ,Kamis pagi tapi saya ingin buat kamu suprise jadi saya paksakan sore ini terbang dari sana� .
Aritha tak berkomentar dengan penjelasan Rully.
Rullypun menghampiri bangku Aritha dan bersimpuh . Diciumnya jemari tangan Aritha
� Saya sayang kamu . Maaf saya tidak menepati janji. Saya pergi ke Lampung untuk pemotretan sebuah bangunan dan saya dibayar untuk itu.�
Aritha diam tak berkomentar.
� Saya butuh uang untuk kuliah saya tha. Saya kan sudah mau skripsi , butuh banyak biaya. Saya tidak ingin terlalu membebani orang tua saya lagi� lanjut Rully.
�Dan sebelumnya saya sudah minta nasehat mama kamu dan diijinkan . Saya juga minta mama kamu untuk berpura pura tidak tahu masalah ini. Saya juga bukan pergi dengan perempuan manapun seperti dugaanmu. Sumpah demi tuhan , jangan berpikir yang bukan bukan. Saya hanya memotret tha dengan pak Imron karena saya ingin memberi kamu ini� Rully membuka penutup kotak hitam kecil itu. Didalamnya sebuah cincin dengan berlian kecil yang bersinar , memaksa mata Aritha menoleh.
Aritha tertegun sejenak.Ini cincin yang ditaksirnya beberapa bulan yang lalu saat dia dan Rully berjalan jalan di pertokoan. Rully tersenyum. Dimasukannya cincin itu ke Jari manis Aritha.
� Saya tidak ingin kamu melupakan saya sampai kapanpun� bisik Rully pelan. Aritha tak mampu berkata apa apa. Antara rasa percaya dan tidak tetapi Aritha yakin , kali ini Rully berkata jujur dan Aritha pun yakin Rully tidak pernah berbohong sebelumnya.
� Saya tidak akan pernah selesai mencintai kamu Rully� Peluk Aritha. Merekapun tertawa bersama.
========================================
Pengirim : Nuke
========================================