Ku langkahkan kakiku menuju pintu keluar stasiun tawang. Aku bingung, harus
kemana mencari hotel. Dikota ini aku tak kenal siapa pun Hanya seorang teman
yang baru aku kenal lewat internet. Dia bernama mas Arman. Hati kecilku bertanya
apakah mas arman mau menjemputku? Orang yang baru dikenalnya
Sejenak ku pikirkan dan terlintas kata kata mas arman dalam suratnya, bahwa ia
akan menjemputku setibanya aku distasiun tawang
Akhirnya ku putuskan untuk menelpon mas arman.
“ Mas arman, ini ani dari Jakarta � akau memperkenalkan diri.
“Oh iya, mbak Jawab mas arman mengenali aku.
“Mas, aku sudah sampai di stasiun tawang � kataku.
“Ok. Kalau gitu tunggu aku 10 menit lagi dan jangan kemana mana sebelum aku
jemput � kata mas araman.
“ Mas, aku tunggu diwartel ini. Terus untuk mengenali aku, aku membawa tas
merah dengan gantungan kunci berbentuk hati. Mas arman pakai baju apa?�
tanyaku.
“ Aku pakai baju biru muda, celana hitam dan jaket biru � jelas mas arman.
“Kalau gitu mas jemput aku sekarang yach � pintaku.
“Iya deh, tunggu aku ya � kata mas arman.
“ Iya mas, sampai nanti � jawabku.
Lalu kutunggu mas arman di tempat yang telah disepakati. Terlintas dalam benakku
seperti apa mas arman? Apakah ia gemuk pendek atau kurus tinggi? Biarlah seperti
apa pun mas arman yang penting baik dan bisa dipercaya.
Tak lama seorang lelaki lewat disampingku, dengan pakaian yang disebutkan mas
arman. Apakah ini mas arman? Aduh seram sekali kumisnya yang seperti pak raden.
Dag…dig… dug… hatiku melihat dia, dan sepertinya ia akan menghampiriku.
Semakin kencang detak jantungku Ia ada di depanku dan berkata:
“Taksi mbak?� tanyanya padaku.
“ Enggak pak terima kasih, saya sedang nunggu di jemput � jawabku.
Lalu supir taksi itu pergi dari hadapan ku. Alhamdulillah ternyata itu bukan mas
arman, lega hatiku sekarang.
Kulirik jam tangan, rasanya sudah 10 menit aku menunggu. Dan mas arman belum
juga sampai. .Biarlah akan tetap ku tunggu. Tak lama seorang pria tinggi kurus
menghampiriku. Apakah dia mas arman? batinku.
“Mbak ani?� tanyanya padaku.
“Mas arman?� tanyaku lagi.
Lalu kami saling berjabat tangan.
“Gimana kabarnya mas?� tanyaku basa basi.
“Baik mbak � jawabnya singkat.
“Mas, apa ani enggak ngerepotin nih?� Tanyaku.
“Enggak kok mbak � jawabnya.
“Oh ya hotelnya yang murah dimana ya mas?� tanyaku
“Aku juga ndak tau, tapi kita cari cari dulu ya mbak � katanya.
“Mas tapi ani jangan dibawa nyasar ya � kataku.
“Tenang aja mbak � jawabnya.
Setelah beberapa hotel kami masuki, dan ini hotel yang terakhir “ Hotel
Tentrem� disamping masjid kauman.
“Siang pak. Mau cek in nih, pak � kata mas arman pada resepsionis hotel.
“ Silakan, dipilih mau kamar yang mana?� Tanya resepsionis.
Mas arman menyodorkan katalog kamar padaku.
“Yang ini saja, pak � kataku pada resepsionis.
“Ayo mbak, saya perlihatkan kamarnya � ajak resepsionis.
Aku dan mas arman mengikutinya dari belakang.
“Ini mbak kamarnya � kata resepsionis.
“Terima kasih, pak � kataku.
“Mari mas � pamit resepsionis.
“ Lumayan juga yach mas, udah murah bersih lagi � kataku pada mas arman.
“Beginilah semarang mbak, enggak kaya Jakarta udah mahal kotor lagi � jelas
mas arman.
“Iya sih � jawabku singkat.
“Gimana tanggapan kamu tentang semarang?� Tanya mas arman.
“Orangnya ramah walaupun aku baru beberapa menit disini, sepertinya aku
diterima dengan baik. Terutama kamu, mas baru ketemu udah mau ngantar aku.
Terima kasih ya mas � kataku.
“Biasa aja ah mbak. Disini tamu sangat dihormati apalagi kalau tamu dari
Jakarta. Seolah olah suatu kehormatan buat saya bisa memperkenalkan kota
semarang � kata mas arman.
“Ani diajak jalan jalan dong mas � pintaku.
“Iya, nanti malam aja ya � kata mas arman.
“Ok deh. Mas mau balik kekantor lagi?� tanyaku.
Sambil melirik jam tangannya, mas arman berkata:
“Ya udah, kamu istirahat dulu. Nanti malam aku kesini lagi kita
jalan jalan �
“Iya dah, mas. Hati hati dijalan, jangan ngebut � pintaku.
“ Iya. Terima kasih � kata mas arman singkat.
Sememtara mas arman balik lagi kekantornya dan aku tertidur lelap.
Adzan magrib berkumandang membangunkan tidurku. Dan aku loncat dari tempat
tidur, mandi dan langsung kulangkahkan kakiku kemasjid. Ternyata masjid ini
indah sekali batin ku.
Jam 19.15 mas arman belum juga datang ke hotelku. Tidak sabar aku ingin
jalan jalan keliling kota. Tak lama bel dikamarku berbunyi.
“Assalamu’alikum, ani � panggil mas arman.
“Walaikum salam, sebentar � jawabku. Aku berlari membuka pintu.
“Sudah siap mbak?� Tanya mas arman.
“Sudah mas � jawabku.
“Sekarang kita kesimpang lima dulu ya?�ajak mas arman.
“Disana ada apa aja, mas � tanyaku.
“Banyak warung lesehan � jeals mas arman.
“Makanan khas disini apa sih mas?� tanyaku.
“Makanan khas disini bandeng plesto dan wingko babat?� jawab mas arman.
Dengan santai mas arman mengendarai motornya agar aku dapat menikmati keindahan
kota semarang.
“Ani tau tugu muda nggak?� Tanya mas arman.
“Enggak mas �jawabku polos.
“Tuh… lihat, itu namanya tugu muda � kata mas arman.
“Mas itu kalo dijakarta namanya monas � kataku.
“Beda lah, ni � kata mas arman.
Sejenak aku diam menikmati pemandangan kota semarang yang bersih. Dan terlintas
dalam pikiranku mengapa aku bisa akrab seperti ini sama mas arman, padahal aku
baru kenal secara langsung yang sebelumnya kenal hanya lewat telepon dan E mail.
“Kok meneng, ni?� Tanya mas arman.
“Bukannya meneng mas tapi aku kagum dengan kotamu Bebas macet dan sepanjang
jalan bersih dari sampah. Seandainya Jakarta seperti ini � jelasku.
“Sekarang kita mau makan apa?� Tanya mas arman.
“Apa aja dah mas yang penting enak dan dijakarta enggak ada � kataku.
“Disini aja yuk � ajak mas arman.
“Ani manut wae lah mas �jawabku.
“Bu, aku pesen tahu gimbal?� kata mas arman.
“Iya. Sebentar ya mas � kata ibu warung.
“Mas ayam penyek enak nggak sih?� tanyaku.
“Kalo menurut aku sih enak � jawab mas arman.
“Ya udah. Aku pesen ayam penyek aja, bu � kataku.
“Iya mbak � jawab ibu warung.
Sambil menunggu makanan tersaji kami berbincang bincang.
“Ani, sebenernya kamu kesini dalam rangka apa sih?� Tanya mas arman.
“Aku kesini hanya ingin menikmati kesendirian dan belajar mandiri, biar enggak
dibilang anak manja � jawabku.
“Baguslah kalo begitu � dukung mas arman.
“Permisi ini makanannya � kata ibu warung.
“Terima kasih, bu � kataku.
Tanpa berfikir panjang aku langsung melahap ayam penyek yang aku pesan dan mas
arman pun begitu. Tanpa percakapan kami menghabiskan makanan masing masing.
“Alhamdulillah. Enak sekali ya, mas � kataku.
“Lapar � jawab mas arman.
“He…he…he…� aku tertawa.
“Makan udah. Kemana lagi kita jalan jalan, an?� Tanya mas arman.
“Kemana aja dah mas, yang penting ani bisa menikmati malam ini � jawabku.
“Oh iya an, kamu disini berapa hari?� Tanya mas arman.
“Besok pagi juga pulang mas � jawabku.
“Kok sebentar sih?� kata mas arman.
“Nanti kalo lama lama disini ngerepotin mas melulu � kataku.
“Aku enggak merasa direpotin kok an � kata mas arman.
Kami jalan jalan keliling kota semarang sampai jam 23.10 wib. Seandainya Jakarta
sama seperti semarang. Walaupun panas tapi bersih dan teratur. Ingin rasanya
tinggal di kota ini selamanya.
“Mas arman mau pulang kemana?� tanyaku.
“Aku tidur disekolahan aja. Biar besok enggak kesiangan � jawab mas arman.
“Capek ya mas?� tanyaku lagi.
“Enggak apa apa udah biasa kok � jawab mas arman.
“Aduh aku jadi nggak enak nih mas � kataku.
“Kalo enggak enak pulangnya besok sore aja, nanti aku antar sampai stasiun
tawang � kata mas arman.
“Nanti aku pikirin dulu dah mas � kataku.
“Ya udah masuk sana, istirahat “ pinta mas arman.
“Terima kasih ya mas udah ajak aku jalan jalan � kataku.
“Iya sama sama, sampai ketemu besok � kata mas arman.
Aku masuk kekamar dan mencoba untuk tidur, tapi sulit sekali. Aku teringat
keluargaku di Jakarta. Dan aku menyadari ternyata hidup jauh dari orang tua
enggak enak. Tapi aku yakin bisa melewati malam ini sampai besok pagi tanpa
mereka. Aku tekatkan hatiku bahwa aku bisa mandiri, dan bukan anak manja seperti
yang mereka bilang.
Ku coba untuk memejamkan mata sambil mendengarkan lagu dewa.
Jam 04.00 wib suara pengajian membangunkan tidurku. Aku bangkit dari tempat
tidur untuk melaksanakan sholat subuh berjama’ah di masjid depan hotel. Setiap
berada di dalam masjid ini aku merasakan kedamaian dan ketika aku dengar
ayat ayat al quran hati ini menyayat penuh dosa.
Aku akan telepon mas arman untuk mengatakan aku enggak berani pulang sore
nanti.
“Hallo mas arman, ani mau pulang sekarang aja � kataku.
“Ya udah nanti jam 07.00 wib aku kesana anterin kamu ke stasiun � katanya.
“Terima kasih mas � kataku.
Ternyata mas arman berhati emas, walupun baru kenal ia mau mengorbankan waktunya
untukku
Aku harus berkemas sebelum mas arman menjemputku.
“Ani, udah selesai belum berkemasnya?� tanya mas arman
“Mas kok cepet, aku kira mas kesini jam 07.00 wib tepat, ternyata mas rajin
ya � kataku
“Ingat an, semarang tanpa macet � kata mas arman.
“O iya, lupa � kataku seperti orang bodoh.
“Kita sarapan dulu ya, an?� kata mas arman.
“Iya dah � kataku manut.
Mas arman mengendarai motornya dengan hati hati menuju stasiun tawang,
sesampainya disana mas arman berkata:
“Coba kamu tinggal lebih lama disini, aku akan ajak kamu jalan jalan
kepinggiran kota semarang �
“Ani sebenernya betah tinggal disini mas, tapi ani masih punya tanggung jawab
terhadap statusku sebagai mahasiswa � kataku.
“Iya sih. Aku do’ain kamu supaya cepat lulus, belajar yang bener jangan
mengecewakan orang tua � kata mas arman menasihati aku.
“Iya mas, aku akan belajar biar aku bisa seperti mas arman, menjadi orang yang
berhasil. Kapan kapan kalo aku main kesini dijemput lagi ya mas � kataku.
“Iya, hati hati dijalan. Salam untuk semua yang ada dirumah � kata mas
arman.
“Terima kasih mas � kataku.
“Sama sama, an. Jangan kapok main kesini � kata mas arman.
“Enggak kok mas, terima kasih banyak � kataku.
Mas arman melambaikan tangan melepas kepergian ku. Aku terharu dengan kota ini
dan mas arman. Kota ini menyadarkan aku tentang dosa dosaku ketika aku berada di
dalam masjid kauman. Sedangkan mas arman orang yang berbuat baik tanpa pamrih.
Aku bangga kenal mas arman yang berhati emas, seandainya orang Jakarta seperti
mas arman semua. Mungkin tak akan pernah ada kejahatan di Jakarta.
========================================
Pengirim : Catri Handayani
========================================