Terpuruk dan korupsi
bukan lagi kejahatan
tapi sudah adat kebiasaan
maka tahun depan
dan tahun depannya lagi
pabila aku datang
masih adakah
Indonesia yang tercinta
yang dulu kebanggaan anak negeri?
===========================
Dari puisi : Masih akan adakah?
Karya : Sobron Aidit
Holland, 10 maret 04,
Pagi begitu dingin dalam kabut ladang ladang strawberry yang melaut di depan mata.
Segelas kopi, rokok dan obrolan kawanku, kami bicara tentang pulau Jawa. Bicara kampung halaman, Rowoseneng dan gunung Wilis. Akupun berjalan dalam angan anganku, sepanjang jalan kenangan bumi kelahiran. Menyusuri segala yang pernah kukenal dan mengerti makna yang tersembunyi untuk pertama kali. Dari kejauhan benua Australia segalanya jadi berbeda dalam renunganku.
Ladang ladang strawberry di utara kota Melbourne membawa banyak kenangan lama kembali. Aku pergi meninggalkan mereka tapi mereka tak pernah pergi dari diriku. Kenangan lama datang lagi menjelma. Ladang ladang disini mengingatkanku akan ladang ladang kentang, wortel, kubis dan kol di Lembang. Gunung gunungnya mengingatkan aku akan Tangkuban Prahu, Burangrang dan Bukit Tunggul di tanah Priangan yang jelita. Cuma tak ada seruling senja anak gembala atau warung kopi buat nongkrong mengobrol dan berjumpa.
Karena bagian bumi disini punya 4 musim, terkadang dalam musim dingin rasanya bagaikan kita di Nepal, di kaki Himalaya.
Awan kabut dan salju tipis bagaikan pawai para pertapa berjubah putih kelabu yang menatap kejauhan nirwana. Inilah hidup dimana saja, tanpa kita pernah tahu mengapa dan bagaimana kita sampai bisa ada disini.
Segelas kopi, rokok dan obrolan kawanku, jadi kawanku pergi mengembara. Dalam sukma dalam kabut ladang ladang strawberry yang selalu gelisah mencari. Lembang dan Jayagiri, lagu cemaramu malam sepi adalah senandung abadi tentang hidup, cinta dan air mata. Yang datang dan yang pergi. Segala yang manis begitu cepat berlalu, yang abadi cuma kenangan. Dimanakah kawan kawanku seperjuangan? Apakah semua terpaksa jadi TKI dan TKW? Dalam dingin dalam sepimu Tangkuban Prahu, kami sering bicara dan rindu disuatu waktu ngembara ke seberang lautan. Siapa tahu nasib hidup bisa berubah? Perjalanan yang bernama “kehidupan” ganti arah, jumpa pantai tak bernama. Dimana kisah hidup bermula
Udik tanah Australia 2004.
Buat kawan kawan yang ber TKI dan TKW
di pantai seberang.
========================================
Pengirim : El Camino
========================================