Siapa ?

Mar 16, 2004

Tuangkan,
Tumpah temapah, entah.
Barat mengumpat, Selatan menekan.
Hitam, sendiri bersama diri.

Amarah merah mewarnai
Darah, beku menusuk nadi
Dimana aku kini
Terdampar ditelan bumi.

Gue bukannya belum pernah merasakan yang gue rasakan sekarang ini. Badai bergemuruh di dalam diri gue, dan gue enggak peduli lagi sama lingkungan sekitar gue. Sakit, dan gue enggak akan lagi bertanya kenapa ini dan kenapa itu. Pertanyaan itu seperti air cuka yang diteteskan ke atas cabikan daging badan gue sendiri.

Senyum tangis ini basa basi, hanya sekedar kalau kata lagu. Lebih menyakitkan lagi ketika menyadari bahwa yang melukai gue adalah apa yang gue cari, diri gue sendiri. Goblok, penyakit paling gawat seujung dunia. Dari awal lahirnya manusia sampai tamat, satu satunya penyakit yang obatnya enggak bisa ditemui di luar dirinya sendiri. Lebih sulit berani hidup daripada berani mati. Dan sialnya, gue sangat bergantung pada pendapat orang lain dalam menentukan keputusan gue. Enggak bisa tidak.

Bisa jadi gue hanya enggak mau tahu atas apa yang terjadi dibawah hidung gue. Gue bisa jadi paling egois, tapi gue enggak bisa pura pura mengabaikan perih perih sekitar gue yang dirasakan. Ngeri kalau membayangkan, hati gue berontak, gue dipaksa tidur di atas duri, dan gue harus bisa menjadikannya seempuk bantal bulu angsa. Siapa gue? Cuman anak kemaren sore, bandel sebandel anak jalanan, ingin menikmati seperti halnya orang orang dapat menikmati dunianya. Cangkir dunia ada di hadapan gue, hanya tinggal meraihnya dan semua keinginan gue akan mewujud. Gue terbiasa buat mematahkan keinginan, dikubur hidup hidup. Seringkali gue malu akan keinginan yang dalam pemikiran gue tidak patut. Siapa gue? lebih mirip penjahat perang daripada pahlawan.

Telah banyak gue mengkhianati darah daging gue sendiri, membunuh keinginan gue sendiri. Ketakutan gue akan keinginan gue yang liar menjadikan tangan gue mudah mematahkan harapan gue sendiri. Yang mesti gue percayai, kalau memang awalnya baik, pasti keinginan gue akan membawa gue pada kebaikan. Lelah, buat melabeli segalanya dengan termin baik dan buruk. Sekeras apapun, sesuatu yang menurut gue baik seringkali malah menjelma menjadi monster yang memakan diri gue, mengikis kemanusiaan gue.

Sakit untuk mengakui bahwa ternyata gue adalah orang yang paling tidak tahu tentang diri gue sendiri. Senyuman dan tangisan gue adalah ilusi buat diri gue sendiri, suatu titik dimana gue seringkali tidak mengerti alasan alasan senyum dan tangis yang gue perlakukan. Gue telah mencoba untuk menjadi seseorang yang nyata nyata bukan gue. Berjalan ke arah ilusi, jurang berbentuk istana megah dalam benak gue.

Gue takut. Manakah yang mana, cengkraman pikiran gue mengendur, menjadi gila atau pencerahan adalah percabangan terakhir, bukan akhir. Bentuk pencerahan menyilaukan gue, ada keinginan gue untuk berlari kesana. Sementara bentuk kegilaan menjadi sangat rasional di mata gue. Apa artinya tampak tercerahkan, padahal hati gue membusuk karena terpotongkan akarnya, dan kegilaan tampaknya akan menjadikan gue lebih seperti layaknya manusia. Gue dibelah oleh kapak kasat mata, koyak oleh kontradiksi yang gue ciptakan sendiri.

Seribu orang berkata gue apa, gue enggak lagi peduli. Kata kata itu hanya untuk mereka sendiri, sementara gue hanya badan sasaran untuk mencerminkan bayangan mereka sendiri. Sakit, karena gue pun berkeinginan untuk melihat cerminan diri gue sendiri, dan yang gue temukan hanya bayangan umpatan dan kata kata indah. Belum gue pahami. Atau… diri gue adalah ketidakpahaman? Kenyataan yang sulit gue terima?

Langit mendung, berjalan riang
Badai lalu permisi pergi
Ia pun datang tanpa pedang
Sendiri lagi, diri berbagi

Ufuk melambai
Berkata akan berkunjung lagi
Saat benih itu benar tersemai
Setelah kita mengenali

Ketidakpahaman? Bila ketidakpahaman adalah cerminan pribadi gue… maka… pemahaman atas ketidakpahaman yang gue lihat, pemahaman siapa?

========================================
Pengirim : Black Knight
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *