Tapi hasilnya tak satupun balasan datang kepadaku apalagi Panggilan. Aku benar benar telah putus asa.Waktu itu aku numpang ditempat kakakku, Mungkin melihat keputus asaanku diapun lantas menawarkan solusi untuk mengisi kegiatan dengan mengojek. Akupun dibelikanya motor Seken, setelah beberapa lama mengojek ternyata hasinya lumayan juga.
Singkat cerita karena ada masalah aku pergi dari rumah.Atas bantuan temenku aku bisa meneruskan ngojek lagi dengan menyewa motor butut kepada seorang bandar ojek.Waktu itu jam 5 sore, seperti biasanya aku dan ojek ojek lain sedang nunggu sewa dibawah jembatan layang bekasi timur.
Sore itu cuaca begitu gelap karena mendung yang sangat tebal bergulung dilangit. “Wah rame nih penumpang” celetukku, Benar saja selang tak berapa lama pintu tol mulai macet dan penumpang berduyun duyun naik keatas jemabatan layang.Akupun mulai sibuk mengangkut penumpangku.Waktu tarikan yang ke 4 kalinya tiba tiba hujan turun deras sekali, tapi aku malah senang karena mungkin temen temenku memilih pulang.
” Ga ada saingan nih ” pikirku, akupun mengendarai motorku lebih cepat supaya lekas sampai di tempat ngetem. Tapi setelah aku sampai disana suasana begitu gelap, temenku satupun nggaak ada, celakanya lalulintas sudah mulai lancar.Tiba tiba bulu kudukku merinding, baru saja aku mau tancap gas, dari bawah tiba tiba terdengar suara” dik dik, masih narik kan”. Iya pak, jawabku sekenanya. dan dari bawah jembatan tiba tiba muncul seorang kakek berpakaian serba putih.
Kakek itu berjubah putih sorban putih dan jenggotnya yang panjang juga putih.”Narogong ya dik, perintahnya dengan ramah. Akupun tak banyak tanya, motorku segera kupacu menembus gelapnya malam.Dasar sial sampai dipinggir kali ternyata banjir telah menggenangi seluruh jalanan, air sampai sebatas lutut.Terang aja motor bututku langsung kolep. ” Maaf kek turun dulu ya motornya mati nich, kataku. Namun sikakek malah tersenyum, celana dan sarungnya malah disisingkan kemudian dengan asyk kakinya mulai nangkring di atas jok. Bayar berapa sih”belagu amat, kataku mulai kesal. Namun si kakek ga marah, iya malah tersenyum lagi. Walau senyum itu terkesan mengejek, entah kenapa senyum itu terasa sejuk dihatiku.
Mungkin Allah sedang menguji kesabaranku lewat sikakek itu, kataku dalam hati.Sampai ditanah kosong yang luas sikakek minta turun, sambil menyerahkan uang 3 ribuan ia menepuk punggungku kemudian berkata; “Dik menghadapi apa saja harus sabar, orang yang bisa sabar akan mendapatkan kesejahteraan dan kemudahan, ingatlah itu dik.
Akh bayar 3 ribu aja banyak ngomongbatinku dalam hati.
Baru saja aku mau tancap gas tiba tiba kakek dibelakangku itu lenyap sekedipan mata.Ku coba telusuri tempat itu dengan pandangan mataku, rasanya tak mungkin kalau manusia biasa bisa raib begitu saja dalam hitungan detik.Bulu kudukku mulai merinding, siapakah dia,malaekat, jin atau seorang wali yang sedang menyamar untuk menguji kesabaranku.Aku menyesal sekali , kenapa aku tadi berlaku kurang ajar dengannya.
Benar saja, hari berganti hari, minggu berganti minggu, setelah melalui proses yang cukup rumit aku akhirnya mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan yang cukup besar di jakarta. Alhamdullilah kini kehidupanku lebih mapan jauh banget dari kehidupanku waktu narik ojek dulu.Aku menyesal sekali kenapa aku menyia nyiakan wejangan kakek itu, Andai aku masih bisa bertemu dengannya aku akan minta maaf dan minta wejangan darinya.
Siapakah dia, sampai sekarang teka teki itu tetap tak terpecahkan olehku.Wallahu Alam Bil Shawab
========================================
Pengirim : Sutarto
========================================