BANYAK manusia berpuasa di bulan Ramadhansibuk mencari kegiatan atau bentuk aktivitas ibadah demi mengejar keutamaan keutamaan dan pahala. Dia sibuk bertadarus,kuat bertarawih, mampu berpuasa bisa mengendalikan dirinya bahkan ada yang mennganggap dirinya sudah sempurna ibadahnya. Memang tidaklah salah melakukan itu semua dalam rangka mengisi bulanyang diagungkan oleh Allah SWT dan bulan yang selalu dirindukan oleh umat islam.
Kecendrungannya, orang lebih banyak berfokus pada bentuk bentuk ibadah yang seringkali dibaca dan didengar dari berbagai sumber, baik itu dari tulisan (Al Quran dan Hadist) maupun dari orang orang yang dikatak kyai atau ustadz. Sungguh indah memang terdengar apabila ada orang yang dapat melakukan itu semua. Tidaklah Salah
Tetapi apakah kita pernah memeriksa awal setiap kegiatan ibadah tersebut? Sudahkah kita memeriksa niat kita? maka berbagai pertanyaan muncul, sudah kah saya meluruskan niat?
Agama mengatakan bahwa sesungguhnya amal perbuatan seseorang bergantung pada niatnya. Apabila baik niatnya makaakanbaik perbuatannya di mata Allah, sebaliknya apabila mengawali sesuatu dengan niat yangtidak baik maka hasilnya tentulah tidak akan baik juga. Seperti yang kita dengar ” Siapa yang menanam, dia yang menuai”.
Di dalam bulan puasa ini, marilah kita awali segala sesuatu dengan menyertakan niat yang hanya benar benar ingin dilihat Allah, ingin dipuji Allah SWT, ingindinilai oleh Allah, ingin diperhatikan oleh Allah, dan semata mata hanyalahuntuk Allah SWT Yang Maha Suci, Maha Agung, dan Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Bukannkah Allah sendiri yang memerintahkan kepadakita untuk berbuat demikian sebagaimana dalam firmannya “Tidaklah Kuciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk beribadah”. Ingat… katakuncinya “ibadah”, maka sungguh rugi orang yang bertadarus, berpuasa, bertarawih, bertahajud, berbuka, bersahur, justru mengharapkan selain Allah.
========================================
Pengirim : NANDUNG
========================================