Kita masih saja senang melukis dengan darah
Meski aroma kematian
Menjalar di seantero tanah air kasih sayang
Yang kita gusung bersama
Sejak lebih tiga ratus lima puluh tahun lalu
Kita masih saja senang memotret kemarahan dengan api
Meski air mata meleleh
Di setiap desah nafas tanah air persaudaraan
Yang kita perjuangkan secara bersama sama
Di bawah tikaman penjajah
Dan perihnya pergumulan hidup
Kita masih saja menabur kebencian
Dan kita pupuk kekerasan dengan subur
Meskipun derita anak negeri sudah tak terpikulkan
Di sekian banyak barak pengungsian yang kita bangun dengan sadar
Untuk tidak dibilang fasis
Kita malah menepuk dada dengan sangat bangga
Jika nyawa seorang anak negeri
Bisa kita hilangkan secara paksa
Dan kita
Masih saja senang menggores kepedihan
Dan luka
Meskipun di rahim Ibu sendiri.
Padepokan Mendut, 25 Agustus 2000
========================================
Pengirim : Dino F. Umahuk
========================================