aku ingin mengakhirinya tidak dengan luka.
karena hanya akan memburamkan segalanya.
aku tidak tahu… aku tidak pernah tahu…
aku hanya menjalani arahku…
walau akhirnya tersadari…
langkah ini mengalir sekaligus melayang…
…seperti daun di arusnya air.
…seperti debu di kesiaunya angin.
mengingatmu
tanpa luka
adalah sama dengan menganggapmu tidak ada
padahal kamu ada
nyata
eksis
sejelas perih di dada ini
tanyaku hanya menjadi penutup kalimat
pembicaraan kita yang tak pernah usai
tanpa ada titik temu
terlalu sering terucap
tanpa pernah menemu jawab
kekasih… kaca pembatas itu
tidak hanya mampu kusentuh, dengan jariku, sendiri
tapi telah hancur dan kepingannya
menghujaniku.
tanpa kusempat mengelak dan
mengajukan pembelaan diri.
(untuk : bayangmu yang meredup)
========================================
Pengirim : als_etude@yahoo.com
========================================