Teman

Jul 21, 2004

Sering kita mendengar, semakin banyak kita memiliki teman, semakin mudah kita memenuhi kebutuhan kita, terutama akan kebutuhan fisiologis (physicological needs), kebutuhan akan rasa aman (security needs),.kebutuhan akan harga diri (esteem needs)dan kebutuhan lainnya. Semakin banyak kita memiki teman semakin mudah kita berinteraksi.

Tapi sayang teori tersebut tidak sepenuhnya bisa dibenarkan, bisa jadi ketika kita memiliki banyak teman justru membawa kita dalam suatu tekanan, kehilangan akan rasa aman, atau bahkan kehilangan rasa percaya diri,

Sudah menjadi sifat manusia memiliki kebutuhan untuk didengarkan, diperhatikan dan di terima secara tulus. Sebagian besar manusia akan mencari tempat untuk bercerita, bukan untuk membagi informasi atau berdiskusi. Tapi lebih cendrung untuk di dengarkan.

�Kepada siapa mereka akan bercerita…?� .
Pertanyaan ini sungguh menarik, mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa kita telah banyak bercerita, mengeluarkan segala apa yang ada dan terlintas di kepala, tanpa kita sendiri menyadarinya bahwa kita telah bercerita atau memberikan suatu informasi kepada lawan bicara. Di sinilah awal mula dari permasalahan Kadang kita bercerita bukan kepada seseorang yang tepat,

Mungkin kita memiliki banyak teman, tapi sayangnya tidak semua teman kita, memiliki sifat �Amanah� atau dapat di percaya. Terkadang mereka dengan mudah menyebarkan semua cerita tentang kita tanpa filter, walau cerita tersebut bukan merupakan suatu �Aib�.

�Mengapa mereka tahu cerita tentang kita…?� . Kembali lagi ke teori kebutuhan untuk didengarkan, diperhatikan dan di terima secara tulus. Tanpa sadar, kita telah memberikan informasi yang begitu penting kepada teman /orang terdekat, sehingga mereka mengetahui segala tentang kita. Tanpa kita tahu, apakah lawan bicara kita termaksud orang yang amanah..?

Untuk menghindari meluasnya cerita yang dianggap merupakan privacy, dan tidak perlu semua orang tahu. Sebagian dari kita sering meluapkan/menuangkan semuanya dalam suatu tulisan, baik dalam sebuh buku diary ataupun cara lainnya. Sebagian orang mengangap dengan bercerita kepada buku, bisa menjaga privacynya lebih terjaga. Kelemahan cara ini, mereka tidak mendapatkan respon, boleh jadi kebutuhan akan di dengarkan telah terpenuhi, tapi apakah mereka bisa mendapatkan timbal balik..?, baik berupa perhatian atau suatu penerimaan. Sayangnya tidak…

Cara lain yang di tempuh untuk memenuhi kebutuhan didengarkan, diperhatikan dan di terima secar tulus tanpa harus khawartir privacynya akan tergangu. Sebagian orang akan mencari teman maya. Teman yang bisa diajak untuk bercerita, berbagi dan bahkan bisa memberikan masukan dan solusi dalam kehidupan. Teman yang tidak pernah bertatap muka dengan kita, dan mungkin tidak akan pernah.

Sebagian orang akan mencari teman maya melalui hobynya berkoresponden, atau lebih sering di sebut dengan sahabat pena. Atau dengan kemajuan tehknologi yang ada, kita bisa menemukan teman maya melalui internet, biasanya melalui sebuah forum di dunia maya atau mailing list. Dengan cara ini kita tidak perlu khawatir akan tergangunya privacy, selain kita tidak mengenal satu sama lain, juga kita tidak perlu memberikan indentitas asli.

Cara cara tersebut memang terlihat rumit, tapi mungkin lebih aman di banding bercerita kepada seseorang yang kita tidak tahu apakah orang tersebut �amanah� atau tidak. Kita sendiri sebenarnya bisa menilai diri kita, �apakah saya orang yang amanah…?�,

========================================
Pengirim : Ali Irawan
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *