Ketika bumi masih berumur beberapa minggu, Allah menentukan masa hidup semua mahkluk hidup. Seekor keledai datang dan bertanya, “ Berapa lama saya harus hidup?“
“Tiga puluh tahun“ jawab Allah.
“ Apakah itu adil buatmu ?“
“Ah….“ keluh keledai, “itu adalah waktu yang lama. Hidupku sangat susah. Punggungku sangat sakit akan beban muatan yang harus aku pikul dari pagi sampai sore dan juga oleh pecutan yang aku terima sebagai rasa terima kasih untuk pekerjaanku. Aku tidak mau hidup selama itu “
„“ Baik“ jawab Allah, “ Aku akan mengurangi 18 tahun untukmu dan kamu harus hidup hanya selama 12 tahun.“
Keledai itu pergi dengan perasaan puas. Lalu, datang seekor Anjing.
“ Bagi keledai tiga puluh tahun terlalu lama, tapi kamu khan tidak menolaknya, bukan ?“ kata Allah kepadanya.
“Sungguhkah Engkau ingin, agar aku hidup selama itu ? Jawan Anjing itu heran, “ Engkau khan tahu, berapa jauh aku harus berlari, kakiku tidak dapat bertahan selama 30 tahun. Jika aku sudah tua, aku akan kehilangan suara dan gigiku dan aku berlari selalu yang terbelakang di antara yang lainnya. Selain itu aku harus juga memperhatikan, agar anak anak kecil tidak memukulku.“
Anjing itu benar, lalu Allah mengurangi masa hidupnya 12 tahun. Lalu datanglah seekor kera.
“ Tentunya kamu ingin hidup selama 30 tahun, bukan ?“ kata Allah kepadanya, “ kamu tidak banyak kerja seperti keledai dan tidak banyak berlari seperti anjing dan kamu selalu memiliki suasana hati yang menyenangkan.
“ Ah….“ jawab Si Kera, “ kelihatanya seperti itu, tapi kenyataannya lain. Aku harus selalu melucu, lalu orang orang ingin menertawaiku. Ketika mereka memberiku sebuah apel dan aku menggigitnya, apel itu ternyata asam. Lelucon yang kubuat hanya membuatku sedih. Tidak selama 30 tahun aku tidak dapat bertahan.“
Allah juga ingin membuat keringanan bagi Si Kera. Lalu Allah mengurangi masa hidupnya 10 tahun.
Akhirnya muncul manusia, gembira dan tampak sehat.
“ 30 tahun kamu harus hidup,“ kata Allah, “ apakah itu bagimu cukup ?“
“Mengapa terlalu singkat?“ teriak manusia, “ jika aku telah membangun sebuah rumah, jika aku telah menanam tanaman yang lalu berbunga dan menghasilkan buah, haruskah aku segera mati, padahal aku telah bersusah payah mencapainya. Perpanjanglah masa hidup untukku.“
“ Baiklah jika itu keinginanmu. Plus 18 tahun dari keledai kamu harus hidup“ kata Allah.
“ Itu belum cukup,“ jawab manusia.
“ Baikklah saya tidak keberatan. Kamu juga berhak atas masa hidup 12 tahun dari anjing.
“ Tetap masih terlalu sedikit “ teriak manusia.
“ Baikklah,“ kata Allah, “ Aku juga memberikan kepadamu masa hidup 20 tahun dari kera, tapi lebih dari itu, kamu tidak akan memperolehnya.“
Lalu berlalulah manusia dari hadapan Allah. Tetapi, ia tetap belum puas dengan masa hidup yang ditentukan Allah kepadanya.
Jerman, 6 Januari 2005
Dongeng ini diterjemahkan oleh Gendhotwukir dari buku “Lernziel Deutsch“ Max Heuber Verlag 1985, Muenchen, hal. 38.
========================================
Pengirim : Gendhotwukir
========================================