Membaca dengan hati sulit sulit mudah. Biasanya secara ngga sadar kalau membaca sesuatu ya membaca aja kaya biasanya. Ba bi bu. A, i, u. Ka, ki, ku. Tanpa disertai hati. Jadinya kosong melompong. Bahkan sekarang membaca koran seperti kita makan sehari hari. Kosong melompong.

Baca tragedi gempa nabire. Hatinya kosong. Baca banjir Blitar. sukurrrr. Baca karyawan BNI dibunuh pacarnya akibat ditolak cintanya. Cuek aja. Kaya ngga ada apa apa gitu. Apalagi kalau baca pesawat jatuh lion air. Komentarnya ? ah….biasa….

Mungkin baru baru ini aja aku sadar sebenarnya kita itu sedang dikasih tahu sama koran. “Heh…ini loh laknat dari Tuhan. Perbaiki sikap kamu. Obati hati kamu. Ikuti petunjukNya…”. Tapi kayanya dulu aku ngga sadar sadar. hehehe….mungkin 200 juta penduduk Indonesia gitu juga kali ya…

Tapi memang aku bener bener parah?Kaya udah ngga ada hati saat membaca hal hal seperti itu. Kaya udah seperti kentut saja. abis bau….ya udah…selesai…

Ngga ada pikiran, “wah untung kentut, kalau ngga kentut pasti sakit perut…:)..” Betul ngga ???coba dibayangkan kalo kamu ngga kentut selama 7 hari 7 malam…pasti sakit perut. Mau coba ??..jangan deh….:p

Sekarang lagi dicoba nih metode baru. Pokoknya setiap membaca, diwajibkan membaca dengan hati. Membaca koran, membaca televisi, membaca orang (maksudnya bercakap cakap). Semua harus dengan hati. Ikhlas, damai, saling menghormati, saling menghargai.

Metode ini harus selalu dicoba agar hati tidak menjadi keras seperti batu, hitam seperti arang, bau seperti amis comberan. Aku ingin aku membaca dengan hati sehingga hatiku teduh bagai pualam, rimbun bagai pepohonan, semilir seperti angin sepoi sepoi. Sehingga tak ada lagi yang namanya membaca seperti kentut.

Semoga dengan ini hidup jadi bernilai…

========================================
Pengirim : jarodboy
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *